00:07

23.7K 1K 20
                                    

Setelah dua tahun berlalu, Gevano akhirnya menemukan Zoya ketika mereka berada di satu ruang rapat yang sama. Zoya begitu berbeda dari sebelumnya. Dulu Zoya terlihat masih begitu kanak-kanak meski usianya sudah dua puluh empat tahun, tapi sekarang aura Zoya terlihat begitu dewasa.

"Mr. Kim, bisakah saya berbicara dengan sekretarismu sebentar?" tanya Gevano pada rekan bisnisnya tersebut. "Hanya berdua," ucapnya memperjelas.

Mr. Kim melirik sekretarisnya sebentar sebelum menatap Gevano lagi. "Baiklah, saya tinggal dulu," ucapnya kemudian bangkit meninggalkan Zoya hanya berdua bersama dengan Gevano.

Zoya meremas ponsel di tangannya dengan perasaan campur aduk tak terkendali. Bisakah seseorang memaki-maki Zoya saat ini? Bagaimana mungkin dia masih memiliki perasaan cinta pada Gevano setelah semua yang pria itu lakukan padanya? Bukankah itu bodoh sekali?

"Aku menyesal mengatakan ini, tapi ku mohon pulanglah demi Zelin. Kondisinya semakin memburuk saat ini," ucap Gevano tanpa basa-basi. Bahkan menanyakan kabar Zoya saja tidak.

"Kak Zelin kenapa?" tanya Zoya yang tidak bisa bohong kalau ada kekhawatiran dari tatapannya.

"Jantungnya lemah, dan kondisinya semakin parah sejak kamu tinggal pergi. Zelin menolak operasi sebelum kamu pulang. Jadi ku mohon pulanglah bersamaku, setidaknya sampai Zelin kembali pulih," ucap Gevano.

Tatapan Zoya terlihat kosong setelah terdiam. Banyak hal yang ia pikirkan saat ini, salah satunya kedua anak kembarnya yang masih bayi. Bagaimana respon Gevano setelah melihat anak-anaknya nanti? Akankah pria itu menyadari bahwa kedua bayi mungil itu adalah anak mereka?

Atau justru, pria itu akan menyakiti anak-anaknya?

"Aku anggap diammu sebagai jawaban bahwa kamu setuju untuk pulang," putus Gevano sepihak.

***

Gevano berdiri di depan pintu apartemen yang di katakan oleh bawahannya bahwa ini adalah apartemen Zoya. Gevano tidak akan menyerah begitu saja untuk membawa Zoya pulang. Ia akan memaksa perempuan itu untuk kembali demi kesehatan Zelin-nya.

Dengan kepintaran dan daya ingat yang cukup kuat, Gevano mampu membuka pin apartemen itu dengan menebak tanggal lahir Zoya. Begitu masuk ke dalam apartemen yang tidak terlalu luas tersebut, Gevano di buat membatu ketika melihat seorang bayi laki-laki yang tengah duduk di lantai dengan memainkan seekor ikan hias yang berada di dalam wadah bening berisi air.

Anak siapa itu? Batin Gevano bertanya pada dirinya sendiri.

"Zea jangan naik ke sofa!" pekikan itu mengalihkan atensi Gevano pada sosok Zoya yang kini berlari mendekati seorang bayi perempuan yang hendak menaiki sofa.

Tawa bayi perempuan bernama Zea itu mengudara ketika Zoya memarahinya dengan bahasa yang begitu lembut hingga bayi itu mengira bahwa sang mommy bercerita.

"Kamu sudah menikah lagi?" tanya Gevano.

Zoya tersentak kaget, perempuan itu lantas menoleh ke arah Gevano dengan tatapan terkejut. Kenapa Gevano bisa tau tempat tinggalnya? Dan kenapa Gevano bisa membuka pintu apartemennya?

"Dyyy," Bayi perempuan dalam dekapan Zoya itu bertepuk tangan dengan girang menatap Gevano yang mematung di tempatnya.

Entah Zoya yang salah mengerti atau memang Zea mengatakan 'Daddy' ketika melihat Gevano saat ini. Yang jelas, Zoya tambah terkejut dengan kosa kata baru yang diucapkan oleh sang putri.

"Di mana suamimu?" tanya Gevano seraya mendekati perempuan itu.

Zoya tetap diam tanpa berniat menjawab pertanyaan dari Gevano tersebut. Keduanya lalu sama-sama terdiam. Gevano terus mengamati bayi mungil dalam dekapan Zoya yang kini menatapnya dengan tatapan polosnya.

Married to My Sister's Ex-boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang