00:06

23.8K 997 36
                                    

Korea Selatan. Negara tersebut menjadi tujuan utama Zoya setelah meninggalkan Amerika Serikat. Zoya sangat menyukai semua hal yang berunsur Korea, apalagi para oppa tampan di sana. Kini, angan-angannya yang ingin tinggal di Negeri Gingseng itu terwujud.

Dengan berbekal uang yang Gevano berikan untuknya bertahan hidup sampai beberapa bulan ke depan, Zoya akhirnya sudah menempati sebuah apartemen untuk ia tinggali bersama buah hatinya nanti.

Pertama kali memijakkan kakinya di lantai apartemen, Zoya terbayang-bayang wajah Zelin. Hari ini ia tepat berusia dua puluh lima tahun. Dan ini merupakan pertama kalinya dia jauh dari Zelin. Telebih, dia sendirilah yang meninggalkan sang kakak.

"Maafin Zoya, Kak. Zoya lakuin ini biar Kakak bisa bahagia sama Kak Gevan," gumam Zoya begitu pelan.

Beberapa detik kemudian, Zoya mengembangkan senyumnya. "Mulai sekarang aku harus mandiri, aku harus bisa jadi Mommy yang baik untuk Little Boo," ucap Zoya seraya mengusap perutnya yang menonjol.

Little Boo adalah panggilan khususnya untuk bayi dalam perutnya.

"Gak apa-apa kita tanpa Daddy, kita pasti bisa meskipun tanpa dia," ucap Zoya meyakinkan buah hatinya.

Zoya kembali melangkahkan kakinya dan mengunci pintu apartemennya. Setelah selesai, Zoya segera memasuki kamarnya dan mengemasi barang-barang yang ia bawa dari rumah Gevano.

Zoya akan memulai hidupnya di sini. Bersama buah hatinya, dan bersama mimpi kecilnya untuk hidup bahagia bersama sang anak nantinya.

***

Gevano tidak menyangka bahwa dampak dari tindakannya membuang Zoya memberikan efek buruk pada kesehatan Zelin. Perempuan itu demam tinggi karena kepikiran Zoya sampai-sampai dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

Gevano menggeram rendah. Zoya benar-benar membuatnya kesal setengah mati. Bahkan saat perempuan itu sudah pergi jauh pun, dia masih bisa membuat masalah di sini.

"Kenapa menatap saya begitu?" tanya Gevano tak santai ketika mendapati Jack menatapnya dengan tatapan melas.

Jack menunduk dan meminta maaf pada Gevano dengan sopan karena merasa telah lancang menatap Tuannya seperti itu. Jack hanya tidak tega saja pada Zoya yang dipaksa meninggalkan keluarganya di saat perempuan itu tengah mengandung anak dari Gevano sendiri.

"Tuan, apa boleh saya bertanya?" tanya Jack menatap Gevano yang duduk di sofa ruangan Zelin di rawat.

Gevano tidak mengatakan apapun, itu artinya Jack boleh bertanya.

"Tuan, menurut Anda, bagaimana rasanya jika ada perempuan merawat anaknya seorang diri tanpa pasangan?" tanya Jack begitu pelan.

Gevano sontak menatap Jack dengan tajam. "Apa kamu menghamili perempuan dan lari dari tanggung jawab?" tanya Gevano terdengar marah.

Jack spontan menggelengkan kepalanya. "Tidak, Tuan. Saya sedang tidak membicarakan diri saya sendiri," ucap Jack dengan cepat.

"Lalu menceritakan tentang siapa? Katakan pada dia untuk tidak lari dari tanggung jawabnya! Temui perempuan itu, nikahi dan rawatlah anak itu bersama-sama!" ucap Gevano begitu emosi.

"Hanya laki-laki bajingan yang meninggalkan perempuan yang tengah mengandung anaknya sendiri," ujar Gevano.

Saya mengatakan Anda, Tuan! Berarti Tuan mengaku bahwa Tuan itu bajingan, kan? Batin Jack yang ingin sekali meneriakkan kalimat itu pada Gevano.

Married to My Sister's Ex-boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang