00:31

9.7K 585 23
                                    

aku sudah memutuskan, cerita ini akan terbit versi e-book saja, bukan novel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aku sudah memutuskan, cerita ini akan terbit versi e-book saja, bukan novel. untuk harga kisaran ±65k dan itu udah lebih dari 40k words (belum termasuk extra part dan bonus chapter) bisa jadi 45-50k.

so, yang mau baca sepuasnya jangan lupa sisipkan uang💜

info lain menyusul di tiap part mendatang~

- 00:31 -

"Papa, Mommy nanis teyus," ucap Zae mengadu pada seseorang lewat telepon.

"Zae harus terus hibur Mommy, okay? Papa dan Mama akan pulang secepatnya,"

"Mommy nyayi Daddy teyus," ucap Zae. "Daddy nda mau puyang," ucapnya lagi.

"Sekarang Mommy di mana?" tanya seseorang itu.

"Mommy bayu bobo, tacian nanis teyus," ucap Zae menatap ibunya yang baru terlelap.

"Sekarang Zae temani Mommy tidur, okay? Papa harus mengurus pekerjaan dulu, ya,"

"He'em, Papa. Dadah, biyanin piyu tama Mama," ucap Zae malu-malu sebelum menutup telepon.

Baru saja Zae meletakkan ponsel ibunya, bel apartemen berbunyi hingga Zae cepat-cepat membukanya karena sudah tau bahwa Zef akan datang.

"Hey, Boy!" sapa Zef begitu ramah.

"Tenapa yagi te cini?" tanya Zae dengan raut wajah tidak suka.

"Mommy baik-baik saja?" tanya Zef membuat Zae merentangkan tangannya menghalangi Zef untuk masuk lebih dalam.

"Janan dandu Mommyna Je! Cana peygi! Nda boyeh te cini yagi!" ucap Zae galak.

Zef terkekeh kecil dan mengusap rambut Zae karena gemas. "Ini Papanya Zae-"

"Papa Je nda jeyek!" ucap Zae menyela.

"Memangnya Papa ini-"

"Iii!" Zae menghentakkan kakinya karena tidak suka Zef menyebut dirinya sendiri sebagai papanya. "Je tuma puna Daddy! Puna Papa tapina butan tamu!" ucapnya kesal.

Zef tertawa kecil melihat wajah kesal Zae. Lelaki itu kemudian berjongkok dan memberikan sebuah surat pada Zae.

"Berikan ke Mommy, mengerti? Ini sangat penting, Mommy harus membacanya," ucap Zef serius.

Zae mengangguk singkat kemudian memberi kode pada Zef agar laki-laki itu segera keluar.

"Kamu mengusirku?" tanya Zef tak percaya.

Zae mengangguk lagi. "Uda, tan? Cekayang syuh~" ucap Zae seolah mengusir hewan.

***


"Tuan Damaress benar-benar hebat, saya salut karena Tuan berani mengambil resiko demi mengungkap kebenaran,"

Married to My Sister's Ex-boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang