00:27

13.1K 699 30
                                    

- 00:27 -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- 00:27 -

Zoya membuka pintu balkon ketika memastikan anak-anaknya sudah tertidur. Perempuan itu menghela napas berat yang lagi-lagi mendatangkan tangis. Ucapan Zae tadi kembali menyadarkannya bahwa Gevano benar-benar tidak lagi bersamanya.

"Kamu perginya terlalu jauh, Kak," bisik Zoya menatap bulan di langit.

"Kamu belum tau kalau Zae sama Zea itu anak kandung kamu, kan? Kalau kamu tau soal itu, kamu bakalan seneng atau marah sama diri kamu sendiri? Kamu pernah bilang mereka anak-anak haram, kamu pernah bilang mau bunuh ayah mereka padahal kamu sendiri ayah dari anak-anakku," ucap Zoya seolah Gevano bisa mendengarnya.

"Kalau Kakak pulang, aku janji bakalan hilangin semua dendam aku sama kamu. Aku janji akan lupain semua kenangan buruk yang pernah kamu lakuin ke aku. Aku janji gak akan ungkit masa lalu kita lagi. Aku janji bakalan jujur ke kamu tentang anak-anak, aku janji-" Zoya langsung menangis membuatnya tak bisa lagi berkata-kata.

Lagi dan lagi, hanya ilusi yang ia hadirkan seolah-olah Gevano ada di sampingnya dan menenangkannya. Kali ini, Zoya bahkan merasa bahwa Gevano memeluknya begitu erat.

"Apa kamu akan terus seperti ini, Zoya?" Suara tanpa raga itu jelas terdengar di telinga Zoya.

"Aku belum bisa, Kak. Aku gak tau gimana aku dan anak-anak setelah kamu tinggal," ucap Zoya mengadu.

"Aku akan secepatnya kembali," ucap suara yang hanya bisa didengar oleh Zoya itu.

Zoya memejamkan matanya dan tersenyum kecil, mempercayai kata-kata yang bahkan sebenarnya tak pernah ada.

Apa Zoya sudah tidak waras?

Di sisi lain, seorang lelaki misterius yang tadi pagi memberi peringatan pada Zoya tengah menatap foto-foto yang ada dihadapannya. Ada foto Zoya, Zelin, serta si Kembar Zae dan Zea.

Lelaki itu tau semua tentang orang-orang yang ada di foto tersebut. Informasi begitu cepat ia dapatkan hingga mampu membuat laporan pada sang atasan.

"Dia cantik juga," Lelaki itu mengusap foto Zoya, lalu menjauhkan tangannya saat tersadar.

"Aku pilih dia saja," Lelaki itu memindahkan tangannya ke foto Zelin. "Dia juga sangat cantik," ucapnya dengan kekehan kecil.

"Lakukan saja tugasmu!" Suara bariton itu menyadarkan si lelaki tadi yang langsung berdiri dan membungkuk hormat pada bosnya.

"Bagaimana?" tanya si bos pada anak buah bertopengnya itu.

"Sejauh ini masih aman, tapi ancaman sudah mulai terlihat," jawab lelaki bertopeng itu.

"Buat semuanya kacau, tapi pastikan empat orang itu baik-baik saja. Jangan sampai terluka. Mulai besok, pergilah dan jalankan misimu,"

"Baik, Tuan."

Married to My Sister's Ex-boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang