00:14

20.5K 872 33
                                    

Hai, maafin buat kalian yang udah lama nunggu.
Kondisiku kurang fit, jadi ide ga muncul-muncul.

Kalau berkenan, setelah baca jangan lupa tinggalkan vote dan komentar positifnya biar aku makin semangat update💖

Btw, panggil aku "Boo", ya. Thank you very much All💖💖

«»

Zelin merenung di kamarnya. Perempuan itu menatap layar ponselnya yang menampilkan ratusan fotonya dengan Gevano yang sering ia ambil ketika mereka bersama-sama. Bohong jika Zelin rela mmberikan Gevano kepada Zoya, tapi akan terdengar jahat bila ia tetap bersama dengan Gevano di saat ia tau bahwa adiknya masih menyimpan perasaan kepada lelakinya.

"Keputusan kamu udah bener, Zelin. It's okay, Zoya menderita juga karena kamu, jadi anggap aja ini sebagai cara kamu balas semuanya," ucap Zelin mencoba tersenyum di tengah air mata yang mengalir turun.

Perempuan itu mulai menghapus bersih semua yang berkaitan tentangnya dan Gevano di ponselnya agar tidak lagi mengingat kenangan mereka. Kemudian, senyum kecilnya kembali terbit saat membayangkan Zoya akan bahagia dengan keluarga kecilnya. Juga Si Kembar yang akan bahagia mendapatkan ayah seperti Gevano, terlebih Zea yang sudah begitu dekat dengan lelaki itu.

"Iya, keputusan aku udah tepat. Vano pasti bisa bahagiain Zozo sama twins," ucap Zelin pada dirinya sendiri.

Perempuan itu lantas beranjak dan berdiri di depan cermin yang memantulkan seluruh tubuhnya. Dengan gaya khasnya yang sering berlenggak-lenggok di depan kamera, Zelin tersenyum pada dirinya yang berada di dalam kaca tersebut.

"Saatnya bangkit, Zelin! Kalau kamu masih di sini, bukan gak mungkin perasaan kamu untuk Vano tetap bertahan dan gak pernah hilang. Jadi, ayo kembali terbang jauh dari Vano dan Zozo!" ucap Zelin pada dirinya sendiri.

"Dua minggu di sini mungkin cukup, setelah itu, kamu harus kembali bekerja supaya bisa ngelupain semua tentang Vano," ujar Zelin tanpa ragu.

Di tempatnya, Gevano juga melakukan hal yang serupa seperti yang Zelin lakukan. Lelaki itu mulai melepas semua foto yang terpasang di dinding kamarnya di mana itu berisi potretnya bersama Zelin. Bahkan foto besar Zelin yang berada tepat di kepala ranjang sudah Gevano ganti dengan foto pernikahannya dengan Zoya tiga hari lalu.

"Semuanya selesai, Tuan," ucap Lily memberi laporan.

Gevano mengangguk singkat, setelah Lily beserta dua perempuan yang membereskan kamarnya keluar, saat itulah sosok Zoya muncul bersama dengan kedua tuyulnya.

"Daddy!" Zea berontak turun dari gendongan Zoya dan berlari menghampiri Gevano.

"Yes, Baby Girl?"

Gevano berjongkok di hadapan Zea yang kini tertawa entah karena apa. Lalu, tanpa aba-aba putri kecilnya itu mengecup bibirnya seperti yang pernah ia lakukan pada anak itu.

"Hey, siapa yang ngajarin kayak gitu?" tanya Zoya seraya berkacak pinggang.

"Daddy," jawab Zea kemudian memeluk Gevano.

"Piyu, Daddy!" ucap Zea pada Gevano.

Zae cemburu karena Zea selalu menempel dengan Gevano, padahal dulu sebelum ada Gevano, Zea selalu anteng di dekatnya bahkan tidak mau jauh-jauh darinya. Merasa tidak senang, anak laki-laki memukul wajah Gevano tanpa aba-aba membuat Gevano terkejut, begitupun dengan Zoya dan Zea.

Married to My Sister's Ex-boyfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang