Farrel membalikan posisinya dan Kiara tepat berada di kawasan nya "GAK MAUU...HIKSS"
"Arel, Ara mohon jangan sekarang!"
Byur!
Kiara terbangun dari mimpinya saat seseorang menumpahkan air ke mukanya. Menoleh ke seseorang yang tadi menumpahkan air. "Kok mama ada di sini? Bukanya mama di luar negeri?" Tanya Kiara terheran.
"Terus Farrel kemana ma?"
"Farrel siapa?" Tanya mama nya.
"Suami Kiara lah mah siapa lagi coba?"
Kirana menjewer telinga Kiara. "Ouh pantes dibangunin susah, ternyata lagi mimpiin suaminya hm? Cepat bangun siap-siap sekolah jangan mimpi aja. Kamu belum nikah Ra," Kirana melepas jeweran nya.
"HAH! J-jadi aku mimpi mah selama ini?"
"Iya kamu mimpi, mana ada kamu udah nikah apa jangan jangan kamu pengen cepet nikah nih? Eh, ya ampun mama lupa. Cepet kamu siap-siap ini udah jam tujuh kurang kamu bisa terlambat nanti"
"EH IYA MAH, KIARA LUPA "Kiara segera berlari ke kamar mandinya untuk bersiap-siap. Mungkin hari ini ia akan terlambat karena mimpinya yang aneh itu.
Kirana menggeleng melihat anak terakhir nya yang aneh. Padahal baru kemaren membahas soal perjodohan dan itupun belum bertemu sama sekali dengan calon nya namun, Kiara bermimpi sudah menikah aneh-aneh saja anaknya ini. Kirana melangkahkan kakinya keluar dari kamar putrinya.
.
.
.Saat ini seorang remaja sedang menjalankan hukumannya karena terlambat selama 15 menit, ia hanya pasrah saja mendapat hukuman berdiri dan menghormat pada bendera merah-putih. Kiara, orang itu ialah Kiara. Kiara mengusap pelipisnya yang banjir dengan keringat, hari ini cuaca memang sedang panas-panasnya.
"Bangke gara-gara mimpi sialan itu gue dihukum karena terlambat. Tapi kok kaya nyata ya mimpinya" Kiara menggerutu.
"Panjang banget mimpi gue, mana kek nyata lagi. Arghh...kok dia bisa masuk mimpi gue sih?"Kiara berbicara pada dirinya sendiri seperti orang gila.
"Yaa Allah tolong bantu hamba mu yang kelelahan ini, hamba sudah tidak kuat menahan lapar dan juga pusing. Bisa Ra, lo pasti bisa tahan bentar lagi jam istirahat" Kiara terus menggerutu memang tidak capek apa ya mulutnya.
"10 menit lagi istirahat pertama lo pasti bisa nahan"
Kiara melihat sekeliling yang sudah sepi, yang olahraga juga sudah pada pergi ke kelasnya masing-masing. Kiara mendengus saat bunyi di perutnya lagi-lagi terdengar di Indra pendengarannya.
kring kring kring
"Alhamdulillah... mari kita makan" Kiara segera berlari menuju kantin, bodo amat dengan rasa lelahnya saat ini ia butuh makan dan minum. Kiara segera membeli mie ayam dan membeli jus alpukat setelah nya ia mencari tempat duduk yang masih kosong. Kantin belum ramai, mungkin sebentar lagi akan ramai. Kiara memilih duduk di ujung karena memang tempatnya terdekat dengan stand mie ayam. Kiara mulai melahap makanan nya sungguh ia sangat lapar saat ini.
Brak!
Kiara mendongak melihat orang yang berani mengganggunya. "Ck ganggu lo pada"
"Yaelah bu kek orang kelaparan lo biasa aja kali makan nya" Niken duduk disebelah Kiara. Niken yang tadi menggebrak mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiarel [End] -REVISI!
Novela Juvenil"Kenapa sih gue harus nikah sama kulkas kaya lo yang super duper ngeselin. Huh! Mending sama kambing gue nikah daripada sama lo"ucap Kiara. "Oke" . . . "Lo ngapain bawa gue ke sini Bambang?" "Turun" . . . "Lo mau nikah sama kambing kan?" Tanya Farre...