Di sebuah rumah seorang perempuan meneteskan air matanya saat ijab kabul telah dibacakan oleh seorang lelaki yang dijodohkan dengan nya. Ia segera menghapus air matanya saat seseorang mengetuk pintu kamarnya.
Tok tok tok
"Sayang, mama masuk ya" Kirana berucap lalu membuka pintu kamar Kiara.
"Iya ma"
"Loh kok anak mama nangis sih. Kamu kenapa?" Tanya Kirana.
"Hehe gapapa ma, Ara cuman terharu aja"
"Ya ampun, ya sudah kita kebawah udah di tunggu sama yang lain"
"Iya ma" Kirana menuntun putri bungsunya.
Saat berada di anak tangga banyak pasang mata yang melihat ke arah Kiara terutama seorang lelaki yang sudah sah menjadi suami nya, yaitu Farrel. Duduk di samping Farrel yang membuat jantung nya dag dig dug.
Seperti pada pernikahan biasanya, kini mereka selesai dengan acara memasangkan cincin. Kini mereka sudah duduk di atas pelaminan, tamu hanya rekan kerja kedua keluarga saja dan sahabat Farrel maupun Kiara yang juga datang. (di skip aja ya yang pas selesai ijab kabul).
"Wow! Mimpi lo jadi nyata Ra," goda Niken.
"Ck, tau ah" Kiara kesal dengan para sahabatnya yang menggodanya sedari tadi apalagi sahabat Farrel yang gencar menggoda ia dan Farrel.
"Gue punya kado buat kalian" ujar Erlan menyeringai.
"Gue juga ada nih" timpal Darren.
Erlan dan Darren memberikan kado tersebut kepada kedua pasutri yang baru saja menikah. "Macem-macem gue tebas pala lo" ucap Farrel dengan menatap mereka tajam.
"Tenang kok itu gak aneh aneh ya kan, Ren?"
"Yo'i"
"Gue juga ada dong, nih" Arka memberikan pada mereka berdua.
Diikuti yang lainya juga memberikan kado kepada kedua pasangan ini. "Makasih semuanya. Kalo ada yang macem-macem siap siap gue sunat lagi" ucap Kiara pada teman Farrel yang mampu membuat mereka melotot.
"Bwahaha" Niken dan Angel sudah tertawa terbahak bahak.
"Sunat aja Ra," ucap Alya.
"Tenang aja nanti gue sunat satu satu termasuk dia" ujar Kiara menunjuk Farrel.
Farrel menatap tajam Kiara. "Apa? Gak terima hah?" Kiara kembali membalas tatapan Farrel tak kalah tajam namun, bukanya seram malah terlihat gemas di mata Farrel.
"Udah ah gue pamit pulang ya, semoga kalian menjadi pasangan yang sakinah mawadah warohmah" ucap Arka.
"Aamiin, makasih" balas Kiara.
"Gue juga pamit ya ada urusan" mereka semua pamit pada Farrel dan Kiara.
Setelah kepergian para sahabatnya, kini mereka berdua menjadi canggung. "Rel" Kiara membuka pembicaraan.
"Hm?" Farrel tetap fokus pada ponselnya.
"Udahan nya jam berapa sih? Cape gue pengen tidur"
Farrel hanya mengangkat bahunya acuh. "Emang dasar kulkas. huh "
.
.
.Dua remaja yang sudah menjadi pasangan halal. Kini keduanya sedang berdebat hanya karena tempat tidur. "Gak mau tau lo harus tidur di sofa kalo gamau di sofa di lantai aja gapapa asal jangan di kasur"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiarel [End] -REVISI!
Fiksi Remaja"Kenapa sih gue harus nikah sama kulkas kaya lo yang super duper ngeselin. Huh! Mending sama kambing gue nikah daripada sama lo"ucap Kiara. "Oke" . . . "Lo ngapain bawa gue ke sini Bambang?" "Turun" . . . "Lo mau nikah sama kambing kan?" Tanya Farre...