episode (4,2).

426 65 0
                                    

Di belakang sekolah tubuh daeseok yang terbaring dengan lemah diatas tanah dengan tubuh dan wajahnya di penuhi oleh memar dan tawaan dari antek anteknya Yun hyeong tertawa melihat daeseok.

"Be.... Berapa lama lagi kau akan melakukan ini? Kau sudah menghancurkan keluargaku.... Itu seharusnya sudah cukup" seru daeseok dengan sudah payah karena kepalanya diinjak oleh jun hyeong.

"Sampai kapan kau akan melakukan ini? " tanya daeseok membuat jun hyeong dan anteknya yang lain tertawa kencang, dengan pelan Yun hyeong berteriak kepada daeseok dengan wajah yang menyeramkan.

"SAMPAI KAPAN? SAMPAI KAU MATI! KALAU KAU MAU INI BERHENTI, MATILAH HAHAHAHAH! " teriak Yun hyeong dan tertawa dengan jahat membuat daeseok yang sudah bsbak belur itu menangis karena tidak melawan Yun hyeong.

Setelah itu, seperti yang diketahui, daeseok...... Setelah daeseok mati, guru menutup mulut semua orang. Polisi bahkan tidak meletakan nama jun hyeong si anak Parlemen, dalam daftar tersangka.

FLASHBACK END.

***************

kembali ke masa sekarang dimana didalam ruang konseling milik na hwajin yang dimana murid itu masih bergumam nama daeseok terus menerus.

"Disekolah ini, jun hyeong seperti raja! Iblis bangsat itu!..... Daeseok mati karenanya, sistem hanyalah mainan..... Dan korban selanjutnya adalah aku! " seru murid itu dengan ketakutan.

(Name) yang memang sudah mendengar semua ocehan murid itu dari luar ruangan konseling itu hanya diam dan bersandar di dinding dengan tersenyum sinis.

"Kenapa dengan anak itu? Kenapa dia selalu bergumam nama daeseok dan kenapa tidak terdengar suara kakek tua itu? Apa dia sudah mati? " bingung (name).

Sedangkan didalam ruangan itu murid itu yang tidak mendengar respon apapun dari na hwajin melirik kearah na hwajin dan kaget karena na hwajin sudah tertidur.

"Pak?...... " pangil murid itu dengan pelan membuat na hwajin terbangun dari tidurnya.

"Ah.... Iya? " tanya na hwajin dengan linglung.

"Hoam~ apa kau sudah selesai? " tanya na hwajin dengan menguap lebar dan melakukan perengangan.

"Iya" seru murid itu.

"Dan juga yang di luar sana kau bisa masuk.... Jangan menguping seperti kucing pencuri" seru na hwajin.

BRAK!

(Name) yang mendengar itu langsung masuk kedalam ruangan konseling itu dengan sangat gondok melihat wajah na hwajin yang terlihat sangat usil itu.

"Berterimakasihlah karna kau terluka kakek tua! Jika kau tidak terluka maka aku akan memukuli mu sampai mampus! " seru (name) dengan tersenyum masam.

"Kau bisa memukulku jika aku sudah sembuh...... Namun kenapa kau kau tidak langsung masuk dan menguping seperti itu" tanya na hwajin dengan wajah usilnya.

"Aku kesini karena khawatir kau akan tewas dengan sangat konyol karena kehabisan darah" seru (name) dengan kesal dan melihat murid itu yang terus menatap keduanya.

"Nak.... Kau baik baik saja? " tanya (name) karena melihat luka di wajah murid itu belum diobati.

"Iya.... Hiks.... " seru murid itu dengan menahan tangisannya.

"Aigoo.... Jangan memangis" seru (name) dan mengusap pelan air mata murid itu.

"Hei, nak! Kenapa kau perlu waktu lama (sekali) mengatakan namanya?" tanya na hwajin dari santai.

"Cih! Lihatlah dia sunguh tidak mencerminkan seorang guru" cibir (name) dan melirik na hwajin yang melihat sesuatu di ponsel nya.

"INI BUKAN SEKOLAH BIASA! APA KAU MENDENGARKAN KU? APA KAU TIDAK PURA PURA MENDENGAR KARENA KAU TIDAK BISA MENGATASI JUN HYEONG?! " teriak murid itu dengan kesal membuat (name) memasang wajah terkejut.

THE REAL LESSON X READERS. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang