episode (18).

261 42 0
                                    

Di sebuah bangunan GYM terdengar punyo pukulan samsak yang begitu mengema di dalam GYM itu. Lim hallim yang tengah memukul samsak tinju itu dengan sangat keras sehinga keringat membsahi seluruh tubuh ramping nya.

"Wow... " hanya itu kata yang keluar dari bibir ranum (name) saat melihat hal itu.

BHAAAAK!

satu tendangan kencang dari lim hallim mengakhiri latihannya membuat (name) berjalan mendekati lim hallim.

"Ini! " seru (name) yang memberikan sebuah handuk kepada lim hallim dan juga botol air.

"Kau bertambah kuat (name)" puji lim hallim yang sempat melihat (name) berlatih tadi.

"Ehey! Mana mungkin! Kau kan yang lebih kuat kak! Tadi itu sanggat keren" seru (name) dengan penuh semangat membuat lim hallim terkekeh pelan.

"Kau terlalu memujiku" seru lim hallim dengan wajah malu.

"Itu memang kenyataan nya, kan? Tapi apa kakak tau? Aku lebih senang berlatih dengan kak hallim daripada pak tua itu" bisik (name) dengan pelan.

"Haahahahah! Aku juga berpikir seperti itu" seru lim hallim yang tertawa lepas.

Kenapa kalian berdua mengajak ku bertemu di tempat seperti ini? " seru sebuah suara membuat lim hallim dan (name) menengok kebelakang.

"Yo! Pak tua! " seru (name) dengan cengiran lebarnya.

"Apa kekesalan kalian berdua menumpuk gara gara sekolah itu? " tanya na hwajin dan memberikan isotonik kepada lim hallim dan (name).

"Ah bukan begitu. Hanya saja Akhir akhir ini, badanku jarang digerakan" seru lim hallim dan membuka minuman isotonik itu dan meminum nya.

"Lalu kalau kau? " tanya na hwajin kepada (name) yang berdiri di samping nya.

"Aku? Kalau aku ingin berolahraga sedikit karena berat badanku naik 2 kilo" seru (name) dengan wajah masak dan melihat perut nya sedikit timbul.

"Oh..... Jadi begitu? Pantas saja aku heran, gadis seperti mu menginjakan kakinya ke GYM ini.  Dan juga kenapa kau memakai baju kekurangan bahan seperti ini? " tanya na hwajin dengan tajam melihat baju olahara (name) yang memperlihatkan perut (name).

"Hei! Memangnya kenapa sih? " sewot (name) dengan kesal.

"Kau mau memperlihatkan perut mu kepada orang lain?! " sewot lim hallim   dan menutup tubuh mungil (name) dengan jas hitam miliknya.

"Hei nanti jas mu terkena keringat ku" seru (name) dengan panik.

"Biarkan saja! Cepat sana ganti bajumu itu" seru na hwajin dengan tegas membuat (name) mendengus dan berjalan kearah ruang ganti.

"Kapten sudah melihat vidio penyelidikan mereka dari polisi? " tanya lim hallim dengan santai.

"Iya, pola pikirnya melebihi perkiraan ku. Walaupun ada korban yang meninggal, dia masih bisa tertawa. Dan mengenai vidio yang kau kirim kemarin padaku itu apa maksudnya?" tanya na hwajin yang meminum minuman isotonik milik (name) yang tadi baru diminum sedikit oleh (name).

"Aku sudah menduga nya, dan juga mengenai vidio itu aku hanya mau menunjukkan nya padamu bahwa (name) bukanlah gadis yang lemah, dia sudah kuat" seru lim hallim.

"(Name) masih terlalu muda dan ceroboh! Aku tidak ingin (name) bernasib sama seperti kakaknya. Kali ini aku akan melindungi nya sebisaku" seru na hwajin dengan wajah yang sanggat serius membuat lim hallim menghenbuskan nafasnya.

"Lalu?Bagaimana dengan han yeri? " tanya lim hallim.

"Sepertinya dia anak yang pintar, tapi otaknya dipakai ke arah yang salah. Dalam kasus ini saja, dia menyuruh orang lain untuk bergerak, sementara dia berlindung dalam garis aman. Kita harus membuat rencana matang matang untuk memberikannya pelajaran" seru na hwajin.

THE REAL LESSON X READERS. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang