episode (18,2).

319 43 2
                                    

Pelajar ketiga dan guru bahasa Korea yang bertanya kepada han yeri yang nampak sanggat kesal itu.

"Han yeri! Kenapa diam saja? Ayo jawab! " seru guru bahasa Korea membuat emosi han yeri meledak.

"AH! AKU NGGAK TAU! NGGAK TAU! KENAPA DARI PAGI CUMAN AKU YANG KENA! " teriak yeri dengan kesal dan mengebrak meja nya.

TAK!

"KALAU NGGAK BISA JAWAB, JANGAN BANGGA! " teriak lim hallim yang membanting tongkat kayu panjang nya di loker kelas sehinga membuat han yeri langsung terdiam.

"Aku paham, mungkin kau nggak tau apa jawaban nya.... Tapi setidaknya kau harus berusaha membuka buku bahasa Korea mu dan baca! Jangan hanya duduk diam dan melamun saja! " seru (name) dengan tegas.

"Han yeri! Duduk bersimpuh dan angkat tangan! " perintah lim hallim dengan tegas membuat han yeri menatap nyalang kearah lim hallim.

"Ah, benar benar kekanak kanakan! Memangnya ada bukti kalau aku mengangu para guru, hah?! " tanya han yeri yang berdiri di depan lim hallim dengan tersenyum mengerikan.

"HAN YERI! " teriak (name) dengan kencang.

"KALIAN BERDUA MENGANGU KU HANYA KARENA RUMOR TANPA DASAR?! ITU MELANGGAR HAK ASASI! " teriak han yeri di depan wajah lim hallim membuat rasa bersabar (name) habis.

DUAK! DUAK!

SRUK!

dengan cepat lim hallim menendang kedua kaki han yeri sehinga han yeri Berlutut dengan lutut nya.

BRAK!

GREP!

dan dengan cepat juga lim hallim menekan pahan han yeri dengan kakinya agar tidak bisa berdiri kembali dan mengangkat tangan han yeri keatas dengan kencang.

"KYAA! SAKIT! " jerit han yeri.

"Bukti? Bagus juga, ya kata katamu? Memangnya kau punya bukti. . . . Kalau para guru mengangumu secara khusus? " tanya lim hallim dan menatap tajam kearah han yeri.

(Name) yang melihat itu tertawa kesetanan di dalam hatinya karna puas melihat wajah ketakutan dari han yeri yang tidak berkutik seperti ini.

'Haah! Aku juga ingin melakukan hal yang sama! ' batin (name) dengan senang karena sadari tadi (name) sudah gemas ingin mencakar wajah han yeri yang sudah sanggat keterlaluan itu.

"Hmmm, kelihatannya kau sendiri yang memberontak tanpa dasar, tuh?" seru (name) yang menatap han yeri dengan tersenyum penuh kemenangan dan menatap kearah bu guru.

"Bu guru, saya akan menambahkan satu peraturan baru. Jika ada satu murid saja yang tak mengikuti pelajaran dengan benar, hukuman nya berlaku pada satu angkatan! " seru (name) dengan tegas membuat semua murid terkejut.

"Semuanya, duduk bersimpuh dan angkat tangan! "Perintah lim hallim dengan tegas dan berdiri di depan (name) yang menatap tegas kearah murid murid yang lain.

Jika tidak ada yang menjalankan peraturan ini maka jangan harap kalian akan hidup dengan tenang! " seru (name) secara final.

****************

Bel istirahat sudah berbunyi dan semua murid langsung keluar dari kelas termaksud lim hallim dan (name) yang juga keluar dari kelas 2-4 itu.

"Ada apa? " tanya lim hallim saat melihat (name) yang tengah melihat bingung kearah ponselnya.

"Ah tidak, ada 4 pangilan tak terjawab dari ayahku dan juga na hwajin" seru (name).

"Baiklah kau telpon balik saja ayah dan kapten na, aku akan menunggu mu diruang guru" seru lim hallim.

THE REAL LESSON X READERS. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang