episode (4).

441 68 0
                                    

(Name) membeku melihat darah na hwajin yang mulai mentes ke tanah dengan wajah yang sangat sulit di jelaskan dan menatap kearah na hwajin yang masih memeluk (name) dengan erat dan menatap tajam kearah park byung yang dihajar oleh Yun hyeong.

"PAK! NOONA! " teriak kim kyung min dengan panik.

"Eh? " (name) terkejut karena melihat wajah na hwajin yang biasa saja membuat air mata (name) yang mengalir dengan deras langsung berhenti.

SREK!

"ARGHH" teriak park byung  dengan kencang karena tanganya dikunci dengan kuat oleh na hwajin.

"Nak! Kau lucu sekali. Jika kau ingin menodongkan pisau keorang lain, maka kau harus menusuknya dengan benar. Jadi apa ini? Ini bahkan tidak dalam. " seru na hwajin dengan santai dan mencabut pisau yang masih tertusuk di pinggang nya.

"HENTIKAN! JANGAN SEPERTI ITU! NANTI DARAHMU KELAUR SEMAKIN BANYAK! " teriak (name) dengan kesal karena melihat na hwajin yang masih santai.

"Aku baik baik saja..... Itukan tugasku untuk melindungi mu, dan aku juga sudah berjanji kepada kakakmu bahwa aku akan melindungimu" seru na hwajin membuat (name) mendadak kesal.

"MEMANGNYA SIAPA YANG MENYURUH MU MENJAGAKU?! KAU TIDAK PERLU MELAKUKANNYA! AKU BUKAN ANAK KECIL LAGI! DAN JUGA AKU BISA MENANGKIS PISAU ITU TANPA PERLU TERLUKA SEPERTI KAU! " teriak (name) dengan penuh kekesalan.

"Yah yah aku tidak dengar.... Dan kau ikut aku nak! " seru na hwajin dengan santai dan menyeret murid itu pergi meninggalkan (name) dan kim kyung min.

"Dia selalu saja mengagapku sebagai anak kecil! " gumam (name) dengan sinis.

*****************

BRUKH!

dengan kencang na hwajin melempar murid itu kedepan membuatnya tersungkur begitu saja kedalam ruangan konseling dan menutup pintu itu dengan cepat.

"Duduk! " titah na hwajin dengan santai dan membuka satu persatu kancing kemejanya.

Setelah kemeja itu dilepas bekas luka tusukan pisau murid itu terlihat dengan darah yang terus keluar. Namun wajah na hwajin tetap datar dan tidak terlihat menahan rasa sakit sama sekali.

Park byung pelaku tusukan itu menganga melihat tubuh atletis milik na hwajin yang dipenuhi oleh luka sayatan dan beberapa jahitan yang memanjang di beberapa bagian tubuh na hwajin.

SREK!

"Ini " seru na hwajin dengan santai dan membuka laci meja dan melemparkan cermin kecil kepada murid itu dan memegang benang dan jarum di tangannya.

"Perlihatkan aku lukanya dicermin" seru na hwajin dan dengan patuh murid itu berdiri tepat di samping na hwajin dan memperlihatkan luka na hwajin dari cermin yang dia pegang.

Dengan santai na hwajin menjahit bekas tusukan pisau itu dengan tenang dan wajah yang datar.

"Siapa yang menyuruh mu? " Tanya na hwajin sembari menjahit lukanya.

"Tidak ada hasrat membunuh dari tusukan mu. Aku tau kau disuruh jadi cepat sebut namanya! Dan kau beruntung karena aku bergerak cepat untuk melindungi gadis yang akan kau tusuk itu. Jika gadis terluka sedikit saja maka sudah kupastikan kau dan orang yang menyuruh mu tidak akan selamat nak" seru na hwajin membuat murid itu menelan ludahnya dengan takut.

TAK!

"TIDAK ADA YANG MENYURUH KU! AKU CUMA...... " ucapan murid itu terhenti karena pisau yang tadi dipakai na hwajin untuk memotong benang jahitannya yang sudah selesai menancap diantar sela sela jari murid itu.

"Hei, kau akan masuk penjara karena melakukan percobaan pembunuhan! Tak peduli seberapa menakutkannya mereka, apa kau mau masuk penjara demi mereka? " tanya na hwajin dengan kesal.

"Jika kau tak tau siapa yang lebih seram, aku tau mereka. Haruskah kutunjukkan padamu? " tanya na dan menatap park byung yang hanya diam saja.

"Hah! Aku mengerti! Keluar dari sini! Meskipun anak anak di berikan kesempatan, mereka akan membuangnya. Orang seperti mu tidak akan bisa berubah meskipun ada orang yang menolong mu. Kau akan menghabiskan seluruh hidupmu seperti itu, nak! " seru na hwajin dan kembali memakai kemeja nya kembali.

"APA YANG KAU MAU AKU LAKUKAN?! DIA AKAN MEMBUNUH KU! " teriak murid itu dengan kesal.

"Dae seok membantah jun hyeong dan dia.... Dia.... " seru murid itu dengan lirih dan menahan tangisnya.

'Tidak seperti ku, daeseok dia belajar dengan baik dan akrab dengan yang lain. Disisi lain jun hyeong bergaul dengan senior, dia sudah seperti itu mulai dari dia masuk sekolah yang dikuasai pembuli. Jun hyeong dan daeseok tidak tertarik satu sama lain' batin murid itu dengan badan bergetar.

'Dunia mereka berbeda, jadi mereka tidak terlibat satu sama lain. . . . . Sampai itu terjadi' batin murid itu yang mengingat kejadian 2 tahun yang lalu, tepat dimana sebelum daeseok terbunuh.

***************

2 tahun yang lalu dikelas 2-5 yang sedang ribut karena ibu guru yang mengajar di kelas itu memarahi jun hyeong yang sama sekali tidak peduli dengan kemarahan ibu guru itu kepadanya sama sekali.

Dengan santainya Yun hyeong menaikan kedua kakinya diatas meja belajar dan tidak dengan santai dan mengabaikan ocehan dari ibu guru itu.

"AKU SUDAH MENGATAKAN JANGAN MENAIKAN KAKIMU DIDALAM KELAS! " teriak ibu guru itu dengan kesal.

"APA KAU MENGERTI APA ITU SEKOLAH?! JIKA MAU MASI BERTINDAK SESUKAMU, KAU LEBIH BAIK BERHENTI SEKOLAH DAN MINTA AYAHMU! " teriak ibu guru itu dengan kesal namun jun hyeong menatap datar guru itu dan teman jun hyeong dibelakang kursinya itu merekam ibu guru itu yang sedang memarahi Yun hyeong.

BRAK!

"ah! Mulutmu itu berisik sekali! " seru jun hyeong dengan kesal setelah temanya selesai merekam Videonya dan jun hyeong berdiri dari duduk dan menatap ibu guru itu dengan licik.

"Kau hanya pegawai negeri. Kenapa kau sanggat sombong!..... Bibi kau tau? Jika aku pangil asisten ayahku sekarang, kau akan mati! " seru jun hyeong membuat guru itu terkejut dan takut mendengar amcaman dari Yun hyeong.

"JIKA KAU MENERIAKI KU SEKALI LAGI.... AKU AKAN MEMUKULI MU! " seru jun hyeong dengan ancang ancang ingin menampar ibu guru itu.

BRUKH!

namun sebelum tangan Yun hyeong mengenai pipi ibu guru itu sebuah tinju dengan cepat melayang kearahnya membuat Yun hyeong jatuh terpental.

"Kau terlalu berlebihan! APA YANG SALAH DENGANMU! " teriak daeseok dan menatap tajam kearah Yun hyeong yang masih duduk di lantai kelas.

Sejak hari itu kehidupan daeseok mulai berubah. Senior yang berandalan terus mengangunya sama seperti hari ini.

"Apa maumu senior?  Aku harus pergi ke sekolah" tanya daeseok karena senior itu merangkul pundak daeseok dengan erat.

BUKH!

tanpa babibu lagi senior itu dengan cepat meninju perut daeseok dengan sangat kencang. Dan setelah hari itu di group sekolah daeseok di cap sebagai siswa buangan.

Mulai hari itu, seluruh sistem di sekolah itu diubah. Daeseok tidak diperlakukan lagi sebagai manusia. Tidak hanya daeseok saja. Ayahnya daeseok yang designer interior yang bekerja dengan pemerintahan usaha mereka bangkrut karena ayahnya daeseok dipecat tiba tiba.

Ayah daeseok yang tiba tiba dipecat dan setiap hari daeseok yang di buli habis habisan oleh para senior dan Yun hyeong semakin hari semakin menjadi.

THE REAL LESSON X READERS. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang