Di kantin kampus
"Ko gue ngerasa ada yang beda deh sekarang", ucapnya.
"Beda apa sih dray, orang masih sama aja", sahutnya sambil fokus bermain game pada ponselnya.
"Beda aja gitu ko,dimana para sahabat kita sekarang,apa mereka masih peduli sama kita", jelas Andray.
Orang itu pun menyudahi bermain gamenya lalu menatap sahabatnya ini.
"Dray,kak Jefran kak Rizal kak Karina kak Shinta kak Chelsea kak Hana,mereka masih sama, apalagi kak Karina pasti masih memikirkan kak Haikal kan?", ucapnya sambil merangkul Andray.
"Chiko maksudnya tuh apa mereka pernah nanyain kabar kita? Ga ada ko!", tegas andray.
"Lu kenapa sih dray, kita bahkan udah kuliah di tempat yang sama kek mereka,pasti nanti mereka terkejut ngeliat kita disini", jelas Chiko.
"Gue kemaren liat kak Karina sama seseorang, dan itu laki-laki,gue liat wajah kak Karina yang sepertinya bahagia di dekat orang itu,dia ketawa dia bahagia dan juga ceria", ucap andray.
"Dimana lu liat dray?", tanya Chiko.
"Taman deket rumah kak Karina"
"Oh"
Andray hanya menunduk dan meminum susu yang ia beli tadi.
...
Plak!
"KAMU MAU JADI APA HUH?! ANAK TAK TAU DIUNTUNG! MASIH BERSYUKUR DIRIMU KU PUNGUT COBA KALO TIDAK?! JADI KEGELANDANGAN KAU!", bentaknya setelah menampar pipi mulus laki-laki yang lebih muda darinya.
"Udah pah kasian Jaeyno", Belanya.
"Kamu ngapain sih,belain anak ga jelas ini?! Dia bukan ADIK KAMU ERIC!", ucapnya dengan di akhir penekanan dikata terakhirnya.
"Dia emang bukan adik kandung Eric tapi dia sudah Eric anggap adik Eric sendiri pah"
"Alah kamu sama saja seperti mendiang ibu mu tak mengerti arti anak pungut!", ucapnya lalu pergi meninggalkan kedua anaknya.
"No,Abang mohon jangan gini lagi yah,kamu tau kan ayah sama sekali ga suka yang namanya keributan", ucap Eric sambil mengusap surai adiknya.
Adiknya pun menepis tangan Eric dan menatap tajam pada Eric.
"Sekalinya anak pungut ya anak pungut Eric!", ucapnya penuh tekanan lalu pergi meninggalkan Eric yang mematung setelah mendengar ucapan adiknya barusan.
...
"Huh"
Glek glek glek
Tegukan demi tegukan ia minum. Air wine yang ia pesan beberapa menit yang lalu menjadi tujuan utamanya ia datang ke bar yang tak jauh dari kampusnya. Tak lama ia membayar semuanya lalu pergi meninggalkan bar itu dan berjalan keluar menyelusuri malam yang dingin.
Namun langkahnya terhenti saat melihat seorang gadis yang berjalan berlawanan arah dengannya. Gadis itu pun sontak berhenti dan menatap laki-laki di depannya sekarang. Tubuh laki-laki itu lama-lama semakin maju ke depan. Ia ambruk di tubuh gadis itu, dengan sigap gadis menahan tubuh laki-laki itu.
Gadis itu merangkul tubuh laki-laki itu dan membawanya ke tempat yang lebih nyaman. Ada sebuah bangku panjang seperti yang di taman. Gadis itu menurunkan tubuh itu dan mendudukkannya di bangku itu. Gadis itu ikut duduk di samping lalu mengusap surai laki-laki itu yang berantakan.
"Mamah,apa saatnya pergi? hahaha", racaunya dalam keadaan mabuk.
"Mamah", ucap gadis itu lirih.
Gadis itu pun menempelkan minuman kaleng pada pipi laki-laki itu, laki-laki itu merasa terusik lalu perlahan membuka matanya dan samar-samar melihat seorang gadis duduk di sampingnya. Ia mengucek matanya lalu dihentikan oleh gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal Dan Akhir || Lee Haechan
Teen Fiction"Pesan terakhir terindah bagiku" "Hidup itu sulit, ya kita mati saja, simpel kan!" setiap cerita memiliki awalnya dan pasti ada akhirnya bahagiakanlah orang yang kalian sayangi, sebelum orang itu benar-benar pergi meninggalkan kalian @gita_nurjanah