Andray berjalan lesu dengan di sampingnya ada Chiko yang sibuk bermain game di ponselnya. Chiko biasa bermain game walaupun dia sedang berjalan. Pernah menduduki juara satu tingkat dunia, Chiko patut diacungi jempol karena bakatnya itu.
"Chik"
"Hmm", Chiko hanya berdehem.
"Chik"
"Apaan sih?", mulai sedikit kesal Chiko.
"Gue laper Chiko!", kata andray sedikit ngegas dan membuat Chiko terjungkal kaget,hampir saja ponselnya jatuh kalau saja ia tak cepat menangkap benda pipih itu.
"Untung nih hape kaga jatoh yeh,kalo iya jatoh sih ga masalah yah gue bisa beli lagi", ucap Chiko dengan santai.
"Gue laper Chiko", rengek andray.
"Perasaan tadi udah makan deh sekarang lu laper lagi?", bingung Chiko.
"Iya gue laper Chiko,tau nih pengen makan aja gua", sarkas andray.
"Gilo Lo,tuh perut apa karet", sindir Chiko.
"Perut lah Chiko yang terdiri dari usus,lambung,hati...eh", ucap andray terpotong karena Chiko menarik tangan andray dengan cepat.
Chiko sudah tahu arah pembicaraan andray itu kemana,jelas nanti ia akan menjadi murid yang sedang mendengarkan bapak pembina upacara yang berpidato di lapangan.
Sampainya di kantin Chiko langsung duduk di meja pojok kantin sedangkan andray memesan makanan dan minuman untuknya dan juga Chiko. Ya kali andray makan sendirian,kan kasian Chiko cuman liatin doang.
Saat ingin menuju mejanya andray tak sengaja melihat Jaeyno dengan dua orang yang ia tak kenali. Tak mau ambil pusing andray tetap menuju mejanya dan meletakkan nampan di atas meja.
Chiko pun langsung menyudahi bermain gamenya dan mengambil minuman dingin yang andray beli. Namun andray masih penasaran dan melihat ke arah Jaeyno sampai Chiko pun merasa aneh dengan sahabatnya ini pun ikut menatap ke arah yang sama seperti andray.
"Woy!", panggil Chiko.
Andray menoleh ke arah Chiko, "kenapa?", tanyanya.
"Lu dari tadi liatin tuh orang kenapa sih?", tanya Chiko balik.
"Gue cuman liat doang kok", ucap andray lirih.
"Inget dia bukan kak awal", ucapan Chiko berhasil membungkam andray.
Akhirnya Chiko dan Andray makan dengan tenang.
Di sisi lain...
"No lu yakin dengan semua rencana tak masuk akal Lo ini?", ragunya.
"Gue yakin Lex gua pasti akan dapetin Karina dengan tanpa adanya hambatan dari hama seperti Haedar", ucap Jaeyno dengan tersenyum licik.
"Gila lu no, taruhannya nyawa dibalas dengan nyawa bukan nyawa dengan cinta!", sarkasnya.
"Lu berdua tenang aja,gue ga akan lupa tujuan utama kita dalam misi ini", kata Jaeyno.
"Gue sama Alex akan selalu dukung Lo no,karna Lo udah bantu kita dulu", katanya.
"Bener bgt,kita bertiga harus bisa menyingkirkan semua para hama di luar sana, seperti tikus, kecoa, nyamuk...hmmpphh"
"Bacot lu lex!", ucap Eza sambil membekap mulut Alex.
"Ck! Sama cicak aja lu takut Lex", ejek Jaeyno.
"Hah...gilo tangan lu bau terasi anjir!", protes Alex setelah berhasil menyingkirkan tangan Eza.
"Tangan gue wangi ya", kata Eza tak terima.
"Btw no,gue bukan takut sama cicak tapi geli aja anjir", bela Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal Dan Akhir || Lee Haechan
Teen Fiction"Pesan terakhir terindah bagiku" "Hidup itu sulit, ya kita mati saja, simpel kan!" setiap cerita memiliki awalnya dan pasti ada akhirnya bahagiakanlah orang yang kalian sayangi, sebelum orang itu benar-benar pergi meninggalkan kalian @gita_nurjanah