Di kediaman Hito
"Loh Haedar baru pulang,tumben ga nongkrong sama temen-temen kamu itu?", tanya Hito yang mendapati Haedar yang tengah berjalan menuju lantai dua.
"Gapapa bang, lagi males aja", jawab Haedar dingin.
"Nanti jam tujuh turun yah, ada yang mau kakak omongin ini penting"
Haedar hanya mengangguk dan melanjutkan langkah menuju kamarnya. Sampainya di kamar, Haedar melempar tasnya ke sembarang tempat. Di duduknya tepi kasur sembari memikirkan hal yang pikirkan selama di perjalanan tadi.
'gue belum siap untuk semuanya tapi kenapa harus begini?', batinnya.
Haedar beranjak dari sana untuk membersihkan dirinya. Selepas itu ia langsung turun dan bertemu dengan Hito.
"Obat kamu udah di minum? Makan dulu kalo belum, kakak udah bikinin telor dadar sama ayam. Maaf kakak hanya bisa masak itu karena bahan makan udah pada abis di kulkas,sini kita makan bareng", tutur Hito.
Haedar tercengang dengan penuturan Hito yang secara terang-terangan. Apa ini? Apa rahasianya diketahui oleh Hito? pikir Haedar.
Haedar duduk di hadapan Hito dengan gugup. Hito yang menyadari hal itu pun langsung memberikan sebuah wadah berbentuk tabung namun kecil pada Haedar.
'sial itu obat pereda nyeri?!', panik Haedar dalam hati.
"Kakak udah tau Haedar, kamu ga perlu khawatir kakak akan jaga rahasia ini dari siapapun itu", ujar Hito.
"B-bagaimana bang Hito menemukan ini?", tanya Haedar dengan terbata-bata.
"Kakak ga sengaja nemu obat itu di meja nya Haikal,kakak pikir itu punya Haikal ternyata punya kamu", jelas Hito.
"Soalnya Haikal dulu juga sama kek kamu suka minum obat pereda nyeri untuk penyakit kankernya", lanjut Hito.
"H-haikal sakit kanker?", kaget Haedar.
"Iyah dia punya penyakit kanker hati saat usia sembilan tahun sampai ia usia dua puluh tahun,sejak itu kakak selalu menjaga dengan baik dan memberikan obat itu agar ia ga merasakan sakit jika suatu saat ia merasakan nyeri pada hati nya"
"Namun takdir berkata lain dar, kakak harus kehilangan Haikal untuk selamanya. Dan juga adik pertama kakak juga harus balik kembali ke negeri ginseng untuk merawat nenek kita disana"
"Tapi pas kakak liat kamu sebenarnya juga terkejut, bagaimana bisa orang yang sudah pergi bisa kembali lagi dengan wujud yang sama dan bahkan dengan takdir yang sama"
"Haedar, penyakit kamu masih stadium dua. Itu masih bisa di cegah,kalo mau nanti kita check up di teman kakak,dia seorang dokter spesialis kanker. Tenang dia masih bagian dari sahabat kakak kok, kamu mau kan?"
Haedar hanya bisa diam mendengar perkataan Hito. Jadi itu yang menyebabkan Karina selalu menganggap nya seperti Haikal. Tapi tetap saja sikap dan perilaku mereka berdua sangat lah berbeda jauh.
"Tapi bang, untuk check up pasti butuh biaya kan? Belum lagi kemo bang. Haedar ga punya uang sebanyak itu untuk melakukan hal-hal yang tidak bisa Haedar lakukan", ujar Haedar.
"Kamu pasti bisa dar,dicoba aja pelan-pelan dulu. Kalo soal biaya kamu ga usah khawatir karena dia sahabat kakak jadi gratis buat kamu asal kamu mau rutin melakukan hal itu biar kamu sembuh"
"Kakak ga mau kehilangan seseorang lagi untuk ketiga kalinya Dar", cicit Hito.
"Nanti coba Haedar pikirkan lagi bang,maaf jadi ngerepotin bang Hito"
"Ga usah sungkan, kalo ada apa-apa kamu bisa datang ke kakak oke", ucap Hito sambil tersenyum.
...
Kediaman Jefran
KAMU SEDANG MEMBACA
Awal Dan Akhir || Lee Haechan
Fiksi Remaja"Pesan terakhir terindah bagiku" "Hidup itu sulit, ya kita mati saja, simpel kan!" setiap cerita memiliki awalnya dan pasti ada akhirnya bahagiakanlah orang yang kalian sayangi, sebelum orang itu benar-benar pergi meninggalkan kalian @gita_nurjanah