18

223 18 0
                                    

Pulang dari kampus Jefran menunggu Rizal yang kini sedang di kamar mandi. Jefran menunggu sambil memainkan ponselnya dan tak sengaja melihat Haedar yang tengah menaiki motornya. Jefran hanya memandang lurus ke arah Haedar tanpa sadar bahwa ada Rizal di sampingnya yang ikut menatap ke arah yang sama. Rizal pun sadar dan menepuk pundak Jefran.

"Woy!", kata Rizal.

"Hah?! Iya,anjir zal lu sejak kapan disitu?"

"Dari tadi sejak lu natap tuh anak"

"Oh,udah kelar kan?", tanya Jefran.

"Udah,yuk pulang", sahut Rizal.

Kemudian Jefran dan Rizal masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan area kampus. Di lampu merah mobil mereka berhenti,Rizal yang sedang memandang ke arah luar jendela pun merasa ada yang aneh. Di sembarang jalan sana ada seseorang yang mirip sekali dengan sahabatnya itu. Namun mobil kembali melaju dan pandangan itu pun hilang. Rizal melamun dan menunduk. Jefran yang merasa sahabatnya ini aneh pun bertanya.

"Lu kenapa sih zal?", tanya Jefran.

Rizal pun terkejut lalu menatap Jefran, "ah gapapa kok Jef".

"Lu bisa bohong sama diri Lo sendiri tapi ga buat gue zal,mata Lo itu ga bisa boong", sarkas Jefran.

"Gue barusan ngeliat ada seseorang yang mirip sama awal Jef", kata Rizal.

"Lu lagi halu itu zal, lu lagi banyak pikiran jadinya halusinasi gitu", kata Jefran.

"Mungkin aja yah gua halu,pusing pala gua", monolog Rizal.

Jefran menatap sahabatnya sekilas lalu fokus menyetir. Setelah mengantarkan Rizal, Jefran kembali melajukan mobilnya menuju rumahnya. Di tengah perjalanan, Jefran melihat ada motor Haedar di depannya. Jefran pun berniat mengikuti Haedar. Motor Haedar pun berhenti di salah satu rumah yang cukup besar dan mewah. Dari dalam mobil Jefran sedikit tercengang melihat rumah Haedar. Dan tak sengaja Jefran melihat Haedar di tampar oleh wanita paruh baya di depan rumahnya. Jefran pun tak mau melihatnya lebih lanjut,memutuskan untuk pergi dari sana.

"Haedar mau jadi apa kamu?!", kesal wanita paruh baya itu.

"Mah Haedar sudah besar, Haedar tau kok apa yang Haedar ambil", kata Haedar.

Plak

Haedar memegang pipinya, "mamah ga mau liat kamu balapan liar kek gitu lagi,kalo tidak motor serta semua aset kamu mamah sita,ngerti kamu Haedar!".

"Baiklah Haedar ga akan balapan lagi, Haedar janji"

"Nah gitu dong,ya udah sekarang kamu masuk ganti baju lalu makan"

"Iya mah", lirihnya.

Di malam hari

Drrttt drrttt drrttt

Haedar pun mengangkat telfon itu.

In the call
"Hmm", Haedar.

"Weh bro lu ikutan ga nih?"

"Skip", Haedar.

"Yaelah masa seorang Haedar Diktara Putra skip gitu aja!"

"Bisa ga gua ga ikut dulu man?!", Haedar.

"Pasti karna nyokap lu yah?", Lukman.

"Hmm", Haedar.

"Sorry Dar,tapi gua juga sebenarnya ga ke sana karna nyokap gua juga ga ngizinin gua keluar malam", Lukman.

"Ya udah mending kita nurut apa nyokap aja,btw saleh mana?", Haedar.

"Ga tau tuh,sejak pulang kampus kaga ada kabar", Lukman.

Awal Dan Akhir || Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang