15. PETUALANGAN

62 28 57
                                    


Udara dingin ,menyelimuti prefektur Osaka. Satu demi satu kelopak Sakura berguguran. Memanjakan mata siapa saja yang memandangnya.
Yume menyapu  tatapannya ke seluruh penjuru kota Namba. Kota metropolis air yang memiliki hamparan sungai lengkap dengan jembatan yang bernaung di atasnya. Itu sebabnya ketika musim panas tiba, Yume sering berkunjung ke kota Namba yang tetap sejuk meski matahari sedang terik-teriknya.

“Berhenti menatapku seperti itu! Kau tidak ada kerjaan lain?” bentak Hiro. Risih karena sejak berada di dalam taksi tadi Yume terus memperhatikannya.

Yume menghela napas panjang. “Nasibku ada di tanganmu. Jadi tolong jangan ingkar janji.”

Malas bersitatap dengan Yume, lelaki itu mengalihkan pandangannya ke jalanan yang dipenuhi distrik-distrik fashion wanita maupun pria. Setelah turun dari taksi tadi, keduanya berjalan beriringan menuju Kantor Kepolisian Namba. Karena sedang ada fashion show cosu atau cosplay, akan lebih mudah jika mereka melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.

“Kalau memanng tidak yakin, kenapa malah menawariku ikut? Kau yang bodoh.”

Langkah keduanya tiba-tiba terhenti. Dari kejauhan terlihat orang-orang yang membawa kamera berkumpul di depan gedung mewah bertuliskan “Roxy Galaxy Corp.”

“Ternyata pamanmu ada di sini. Wajahnya membuatku mual.” Yume pura-pura hendak muntah.

Yume sudah menyiapkan berbagai umpatan sebelum tangannya ditarik kencang oleh Hiro. Keduanya bersembunyi di balik tembok yang menjadi pembatas kedai ramen dan toko sayuran segar.

“Jangan sampai tertangkap basah.” Hiro menginterupsi.

Yume menjulurkan kepalanya keluar tapi tubuhnya masih bersembunyi. “Apa dia akan langsung menyerangku jika melihatku di sini?”

Hiro menggeleng sekali. “Tidak mungkin. Mengingat jabatannya yang baru sebagai Direktur, sudah pasti dia akan berusaha mengambil simpati masyarakat. Dia tidak mungkin menyerangmu di depan publik. Tapi..”

Hiro belum menyelesaikan ucapannya ketika Yume melesat begitu saja keluar dari tempat persembunyian. Bingung setengah mati. Awalnya Hiro ingin menghentikan gadis itu. Tapi ia kembali mundur ketika menyadari situasi akan semakin buruk jika sang paman melihat keberadaannya.

Dari posisinya sekarang, mata tajam Hiro tak lepas mengawasi pergerakan Yume.

“Apa rencana anda setelah resmi menjabat sebagai DIrektur perusahaan terbesar  di Osaka ini Pak?”

“Bagaimana kelanjutan pegawai yang sempat mendapat penganiayaan dari CEO lama?”

“Apa nantinya anda juga akan..”

Byur

Tak ada yang bersuara. Seluruh pasang mata kini terpaku pada sesosok gadis yang baru saja muncul bersama sepanci air bekas mencuci sayuran. Parahnya, air itu tumpah seluruhnya lalu membasahi jas mewah yang dikenakan Tuan Taniguchi.

“Ah, maafkan aku.. mm, saya tidak sengaja,” ucap Yume. Pura-pura takut dan terbata-bata. “Anda..tidak marah, kan?”

Mata pria itu membulat penuh saat melihat Yume di depannya. Tidak menyangka gadis itu akan berani menemuinya seperti ini.

“Saya benar-benar menyesal.” Yume menunduk sopan. Namun siapa yang tahu dibalik masker yang menutupi setengah wajah, Yume sedang tersenyum picik?

“Saya penjual sayuran dari toko di dekat perusahaan ini. Sebagai bentuk permintaan maaf saya, kapan-kapan saya akan memberi diskon jika anda berbelanja di toko saya.”

Urat-urat wajah Taniguchi mengencang. Alisnya menukik tajam. Sedikit lagi amarahnya meledak. Namun benar apa kata Hiro. Di depan publik dan keramaian seperti ini, Taniguchi tidak bisa berbuat apa-apa.

Yume No KisekiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang