17. PERSAHABATAN

67 22 32
                                    

GMbar dari readers

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GMbar dari readers. Lucuuuu banget
Terimakasih
Dan buat yang mau baca, happy reading!
ILY 3000 DOLLAR.
MAKASIH UDAH BACA CERITAKU💚💚💚

***

Yume ingin berteriak-teriak meminta tolong seperti adegan yang ada di drama-drama yang aktor utamanya karakter psyco. Namun ternyata Hiro langsung melepaskan tangannya bahkan lelaki itu sendiri yang segera mundur menjaga jarak.

“Kau ini kenapa? Aneh sekali. Kau yang menarikku ke dalam tapi kau sendiri yang alergi padaku sampai menjauh seperti itu.” Yume kesal bukan main. Ia merasa seperti virus yang memnyebarkan penyakit karena Hiro enggan berdekatan dengannya.

Lelaki itu tidak menjawab dan hanya mengedikkan dagu ke arah jendela.

Yume mengikuti arah tatapan Hiro lalu melangkah mendekati jendela. Pandangannya turun ke seberang jalan di mana beberapa pria berjas hitam berdiri  di sana seperti sedang menjaga sesuatu.

“Anak buah pamanmu?” tanya Yume memastikan.

“Memangnya untuk apalagi aku menarikmu masuk ke sini?” Hiro menanggapi jengkel.

Yume menggaruk-garuk tengkuknya dan terlihat kikuk. “Kupikir kau berubah pikiran dan mau berbagi kamar denganku.”

Hiro menjatuhkan tubuhnya ke ranjang. “Ranjangnya cuma satu. Kalau mau berbagi, silahkan,” ucapnya sembari menepuk-nepuk bagian ranjang yang masih kosong di sebelahnya.

“Tidak perlu. Lebih baik aku tidur di toilet saja dari pada harus berdekatan dengan lelaki psyco sepertimu,.” Tenang, kalimat ini hanya di batin saja. Yume belum mau mati kalau benar-benar mengatakannya ke Hiro.

Selama beberapa saat keduanya sibuk menyelami pikirannya masing-masing. Yume mengabaikan panggilan berulang kali di ponselnya. Sedangkan ponsel Hiro sengaja dimatikan sejak tadi. Sampai akhirnya suara Hiro kembali terdengar dan memecah keheningan sesaat itu.

“Apa yang dikatakan Papamu?”

“E..be..gi..ni.” Seketika Yume tergagap. Tak siap memberi jawaban. Mana mungkin Yume mengatakan kalau Papanya selingkuh dan melakukan kejahatan? Pasti dia tidak percaya.

“Hei! Aku bicara padamu bukan dengan tembok!” Entengnya tangan Hiro yang menyambar bantal lalu melemparnya ke wajah Yume.

Yume memberengut kesal. Bantal yang dilempar Hiro mendarat tepat ke sasaran. “Aku baru mau bicara tapi kau main lempar saja. Ya, pokoknya intinya kau hanya salah paham saja. Dan semua yang dikatakan pamanmu itu bohong. Dia sengaja memutarbalikkan fakta dan menjadikan Papaku kambing hitam.”

Tatapan Hiro menerawang kosong ke langit-langit kamar. Ia menarik napas dalam-dalam lantas berucap, “untuk sementara ini aku masih lebih mempercayai pamanku. Kau hanya membawa cerita tanpa bukti.”

Yume No KisekiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang