"Ayumi?"
Yume memeluk teman sekelas yang pernah ditolongnya itu. Masih ingat bagaimana pengorbanan Yume ketika berusaha menyelamatkan Ayumi dari kekerasan yang dilakukan oleh kekasih gadis itu. Berkat Yume dan Hiro, akhirnya Ayumi bisa terlepas dari lelaki kasar itu.
"Kalian kenapa ada di sini?" tanya Ayumi ramah. "Dan sepertinya hari ini kalian tidak masuk sekolah, ya?"
Ayumi menilai penampilan Hiro dan Yume yang masih mengenakan pakaian santai. "Hayoo, mau bolos ke mana?"
Hiro mendengus sambil memalingkan wajah. Namun perhatiannya kini tertuju pada sesuatu yang dibawa Ayumi. "Kau sendiri datang pagi-pagi ke rumah sakit ada keperluan apa?"
"Ibuku bekerja di sini. Karena jam kerjanya tidak menentu, aku sering membawakannya makanan."
Hiro dan Yume saling tatap. "Di bagian apa?" tanya Yume to the point.
"Kepala administrasi." Ayumi tampak bingung karena kedua temannya terlihat begitu antusias. "Ada apa? Kalian butuh bantuan?"
Hiro menjelaskan informasi apa saja yang ia perlukan. Dan Ayumi yang penuh pengertian itu tidak bertanya macam-macam. Karena Yume dan Hiro pernah membantunya, maka ini saat yang tepat untuk membalas budi.
"Kalian tunggu di sini. Aku pasti bisa mendapatkannya. Kalian percaya kekuatan orang dalam, kan?"
Saat menunggu Ayumi beraksi adalah saat-saat paling mendebarkan. Karena gadis itu akan menjadi kunci yang membuka jalan Hiro juga Yume menemukan kebenaran. Kurang lebih lima belas menit lamanya Ayumi berusaha membujuk Sang Mama. Dengan segala bentuk rayuan juga trik, akhirnya gadis itu kembali ke tempat Yume dan Hiro menunggu.
"Maaf teman-teman..."
Ayumi menemui keduanya dengan wajah penuh penyesalan."Gagal, ya?" tebak Yume yang ikut memasang wajah sedih. "Tidak apa-apa.."
"BERHASIL DONG!" Ayumi berseru riang. sembari mengeluarkan kertas dari dalam saku jaketnya. "Ini informasi yang kalian butuhkan."
Yume menghambur memeluknya. Mengucapkan terima kasih. Sementara Hiro hanya diam dia tetap cool meski Ayumi meliriknya seolah memberi kode ingin dipeluk juga.
"Hahaha. Aku hanya bergurau, Yume." Ayumi mendekati Yume lalu berbisik. "Kau bisa menaklukan patung hidup ini. Benar-benar luar biasa."
"Lebih karena keadaan yang memaksa, sih," komentar Yume dengan nada terpaksa. "Tapi menguntungkan untukku. Hahaha."
Hiro mengusap-usap telinganya. Malas mendengar ocehan kedua gadis itu. Lalu ia menyambar kertas di tangan Ayumi lalu melangkah menjauhi area rumah sakit.
"Ayo." Hiro mengedikkan kepala mengajak Yume bergegas.
Sebelum berpisah, Yume memeluk Ayumi sekali lagi. Kemudian gadis itu berlari menghampiri Hiro yang sudah terlihat tak sabar.
"Hiro, Yume!" Ayumi memanggil keduanya sebelum benar-benar menghilang dari pandangan. "Apa pun yang sedang kalian perjuangkan, tolong berhati-hati, ya!"
Yume mengangguk sambil melambaikan tangan.
"Dan satu lagi.. Jangan sampai terpisah!" teriak Ayumi sekali lagi.
Namun tanpa sepengetahuan Yume, rupanya Hiro menjawab dengan bergumam, "kalau yang ini aku tidak bisa janji."
"Apa?" tanya Yume. Samar-samar mendengar suara lelaku itu.
Tapi Hiro hanya menggeleng. Sehingga Yume merasa jika mungkin pendengarannya yang salah. Maka keduanya segera bergegas mencari alat transportasi yang dapat segera membawa mereka ke tempat tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yume No Kiseki
Teen FictionYume Nagasaki dianugerahi sepasang mata sakti yang mampu menembus mimpi orang lain. Di saat orang-orang tertidur, mimpi-mimpi itu terputar jelas di atas kepala si pemilik mimpi. Bergerak dari satu adegan ke adegan lain layaknya sebuah film yang memi...