Ini sungguh gila.
Benar-benar gila.
Layaknya di film-film action atau thriller, Yume merasa seperti sindikat gangster yang diutus untuk menyusup markas lawan.Ketika remaja-remaja yang lain menghabiskan malamnya dengan belajar atau pergi karaoke bersama teman-temannya, Yume malah terjebak dalam situasi yang mempertaruhkan hidup dan matinya.
“Hiro lama sekali.” Yume merapatkan jaketnya. Tubuhnya mulai menggigil.
Yume menunggu di emperan ruko bengkel sepeda yang sudah tutup.Setelah Hiro menjelaskan titik-titik yang aman dari dari pengawasan anak buah amannya, keduanya sepat bertemu di sana. Letak bengkel sepeda itu juga tidak terlalu jauh dari gedung Roxy Galaxy.
“Astaga!” Yume terjingkat.
Begitu menoleh ia mendapati Hiro sudah berdiri di belakangnya.
Sangat dekat.
Wajah lelaki itu juga agak pucat. “Bisa tidak, kalau datang jangan diam saja?”Hiro mengusap-usap hidungnya. “Lalu maumu aku harus melompat sambil berteriak halo?”
“Terserah kaulah. Aku tidak punya tenaga berdebat lagi,,” tukas yume yang sebenarnya sudah agak mengantuk.
Bukannya segera melancarkan aksinya, fokus Hiro teralihkan pada hal lain. “Kau tidak mandi?” tanya lelaki itu sembari menatap penampilan Yume dari ujung rambut sampai kaki.
Mirip gembel.
“Jangan banyak omong. Kau tahu sendiri sekarang aku tunawisma.”
Setengah malu dan kesal, Yume bergeser dua langkah menjauh dari Hiro. “Yasudah kalau begitu, aku jalan dulu kau jaga jarak saja di belakangku.”
Baru dua langkah berjalan, Hiro menarik ransel yume sambil berujar, “tidak perlu. Untungnya aku sedang pilek. Jadi baunya tidak tercium.”
Yume melengos. Baginya Hiro memang lelaki yang unik. kadang kejam. Kadang gila, kadang seperti orang introvert.
“Kuberi tahu titik-titik yang aman dari CCTV gedung dan security.”
Hiro menjelaskan dengan detail dan sangat berhati-hati agar tidak ada yang terlewat. Apalagi ia tahu Yume lemot. Mungkin isi kepala gadis itu sudah penuh sehingga jika diberitahu sesuatu mudah lupa. Sesekali keduanya berdebat karena Hiro yang tak sabar harus mengulang penjelasannya.
“Sebenarnya otakmu ini isinya apa?”
Nyaris keduanya berdebat lagi sebelum mendadak Hiro menarik tangan Yume. Gadis itu tidak menyadari jika keduanya sudah sampai di gudang belakang gedung Roxy Galaxy. Jadi Hiro memperingatinya agar lebih berhati-hati.
“Ke sini.” Hiro memberi komando. Ia berjalan menunduk lalu bersembunyi di tumpukan kardus-kardus bekas yang disusun meninggi. “Aku sudah mengecek semua sudut dan di sini aman dari intaian kamera CCTV.”
Selama menjalankan misi, Yume hanya diam dan menurut. Mengikuti apa pun yang dikatakan lelaki itu. Kini keduanya berjalan jongkok menuju ruang kecil di sebelah gudang. Kata Hiro, jika posisi mereka berdiri , kamera CCTV akan merekam pergerakan mereka. Jadi posisi keduanya harus lebih rendah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yume No Kiseki
Teen FictionYume Nagasaki dianugerahi sepasang mata sakti yang mampu menembus mimpi orang lain. Di saat orang-orang tertidur, mimpi-mimpi itu terputar jelas di atas kepala si pemilik mimpi. Bergerak dari satu adegan ke adegan lain layaknya sebuah film yang memi...