Nina berjongkok sembari menutupi telinganya ketika mendengar suara tembakan itu. Ia meneliti satu per satu bagian tubuhnya untuk memastikan dirinya baik-baik saja. Lalu suara senapan milik siapa tadi?
"Lihat wajah pucatmu yang sudah tak berdaya itu."
Suara Taniguchi Goku membuat Nina mengangkat pandangannya. Rupanya suara senapan tadi memang berasal dari senapan milik pria itu. Namun Nina masih beruntung. Senapan itu dilesatkan ke udara. Semata-mata untuk mengintimidasinya.
"Aku tahu kau tidak pernah takut dengan kematian, tapi bagaimana jika kematian sahabatmu?" Taniguchi Gokku mengarahkan senapannya ke Yume.
"Apa kau akan tetap diam saja?"
Senyum kemenangan terulas di bibir pria itu ketika melihat Nina mengeluarkan flashdisk yang diincarnya.
"Kemari.."
Tepat ketika flashdisk itu jatuh ke tangan Taniguchi Gokku, lesatan tembakan terdengar. Lesatannya mengarah ke senapan milik Taniguchi Gokku hingga terlempar ke aspal.
"Kyohei?" Yume memanggil lelaki yang baru datang itu. Wajahnya sedikit lega. Bantuan datang.
Lelaki itu turun dari motor besar yang dikendarainya sendiri. Sambil mengangkat pistol ia berjalan mendekati Hiro dan pamannya.
"Kau dan kau.. Jatuhkan senjatamu...atau kutembak pria ini.." Senapannya terarah ke Taniguchi Goku.
Kyohei memberi perintah pada dua anak buah Taniguchi Gokku. Setelahnya ia mengentak lalu menendang jauh pistol-pistol itu hingga terlempar ke jurang.
Hiro dan teman-temannya berada di atas angin. Namun ia lupa jika semua bukti kejahatan Taniguchi Gokku berada dalam genggaman pria itu.
Melihat pamannya sedang lengah, Hiro tiba-tiba menerjangnya. Pria itu tak siap hingga akhirnya limbung. Hiro terus berusaha menyerangnya. Tetapi meskipun tanpa senjata, pria itu memiliki pertahanan yang kuat.
"Kau.. Kyohei! Cepat tembak dia!" Nina memberi perintah agar Kyohei menembak Taniguchi.
Kyohei kebingungan. "Aku bukan penembak jitu. Tadi saja kebetulan tembakanku mengarah tepat ke pistolnya. Kau lihat sendiri tanganku gemetar seperti ini."
Nina mengeram. Ia berlari menuju Kyohei lalu merampas pistolnya. "Sial. Ini sangat sulit."
Kini Hiro dan pamannya berguling-guling dan bergantian menindih. Hanya sebentar Hiro memegang kendali, tak lama tubuh lelaki itu ada di bawah.
Begitu terus sampai Nina akhirnya frustasi sendiri karena takut salah sasaran.
"Hiro penembak jitu. Sedangkan aku selama ini jarang diperbolehkan memegang senjata." Kyohei memberi penjelasan tanpa diminta.
"Aku tidak butuh klarifikasimu." Nina mengomel.
Di saat keduanya sedang berdebat, Yume tiba-tiba berlari dari tempatnya. Sungguh mengagetkan. Gadis itu mengarah ke Hiro bermaksud membantu lelaki yang disayanginya itu.
"Yume, mundur!"
Teriakan Nina hanya menjadi angin lalu. Hiro yang langsung siaga begitu melihat Yume mendekat, berusaha sekuat tenaga menyeret pamannya ke arah jurang.
Kyohei membelokkan arah pistolnya begitu melihat anak buah Taniguchi hendak mendekat. "Diam di situ. Aku benar-benar bisa menghabisi kalian."
"Yume ambil!"
Di luar dugaan, flashdisk dari tangan Taniguchi terlempar. Yume cepat-cepat memungutnya lalu menyimpan ke dalam saku.
Hal itu membuat Paman Hiro meradang. Amarah pria itu memuncak. Keduanya berdiri di perbatasan bukit. Hiro tak ingin membuang waktu. Seperti orang kesetanan ia berhasil mendorong pamannya sampai ke tepi jurang.
"Awas Hiro!"
Yume berteriak ketakutan. Bukan Taniguchi saja yang jatuh, tapi Hiro juga ikut terperosok.
"Aku tidak mau mati sendiri," ucap Taniguchi Gokku tersenyum licik.
Seharusnya pria itu jatuh ke jurang dan langsung mati. Namun sialnya ia malah berpegangan pada kaki Hiro. Kini Hiro mati-matian menahan berat tubuhnya sendiri dan tubuh pamannya agar tidak terperosok ke jurang.
"Hiro, ulurkan tanganmu." Yume berjongkok lalu tiarap untuk menggapai tangan lelaki itu.
"Tidak. Aku tidak mau kau terjatuh." Hiro bersikeras menggunakan tenaganya sendiri untuk bertahan.
Kyohei datang bersama Nina. Kini tiga tangan terulur di hadapannya. Mencoba menarik tangan Hiro dan membawa lelaki itu ke atas. Namun dengan liciknya paman Hiro menggoyang - goyangkan kaki lelaki itu. Berharap keduanya akan jatuh dan hancur bersama.
"Berat sekali. Pamanmu mempersulit situasi."
"Ini akan sulit. Jika aku berhasil naik, si brengsek ini bisa selamat juga. Aku harus memastikan dia mati agar tidak ada kejahatan yang dilakukannya lagi. Aku tidak mau ada korban selanjutnya setelah ayah."
"Aku titip Yume."
Tangan kanan Hiro yang mulanya hendak terulur, malah diturunkan. Lalu perlahan sebelah tangannya terlepas dari pegangan.
Dan kedua tubuh itu jatuh berguling-guling ke jurang yang tak terlihat dasarnya.
"Hiro!" Yume berteriak histeris.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Yume No Kiseki
Teen FictionYume Nagasaki dianugerahi sepasang mata sakti yang mampu menembus mimpi orang lain. Di saat orang-orang tertidur, mimpi-mimpi itu terputar jelas di atas kepala si pemilik mimpi. Bergerak dari satu adegan ke adegan lain layaknya sebuah film yang memi...