29. MEMPERTARUHKAN

46 20 40
                                    

"Suamiku mengalami kecelakaan kerja."

Wanita itu mulai bercerita. "Dia jatuh di tempat proyek pembangunan gedung Roxy Galaxy yang baru."

Mendengar nama perusahaan Papanya disebut, Yume seketika menoleh pada Hiro. Tapi lelaki itu tak bereaksi apa pun. Mungkin ia sedang bersandiwara agar si wanita tidak curiga dan tetap melanjutkan ceritanya.

"Tapi tiba-tiba kantor menelpon dan memberitahuku kalau suamiku terkena serangan jantung lalu jatuh dari lantai empat."

Air matanya kembali menetes. Ia memeluk erat sang putri yang duduk di pangkuannya. "Sebagai ganti rugi, Tuan Taniguchi Gokku memberi uang belasungkawa yang tak sedikit. Dia selaku CEO Roxy Galaxy yang baru berkata, jika kejadian murni kecelakaan kerja. Bukan karena kelalaian pihak perusahaan."

Yume menarik napas dalam-dalam. Dadanya sesak. "Tapi kenapa sepertinya ada yang mengganjal dari suaramu dan ekspresimu saat bercerita?"

"Aku tahu serangan jantung bisa terjadi secara tiba-tiba. Tapi rasanya aneh saja. Setahuku suamiku tidak seharusnya berada di lokasi pembangunan. Dia biasanya hanya bertugas sebagai pengirim bahan material gedung. Dia yang mengambil barang-barang dari banyak lokasi lalu dibawa ke lokasi pembangunan. Jadi untuk apa di berada di lantai 4 bangunan yang belum jadi itu?"

Tangan Hiro terkepal. Matanya menyorot penuh amarah. "Keterlaluan," batinnya. Ia tidak ingin menunjukkan kemarahan pada dua perempuan di dekatnya saat ini. Maka akhirnya Hiro bergegas mengajak Yume berpamitan pada si pemilik rumah.

"Tentang pria di sketsa itu, aku tidak begitu mengenalnya. Sejak anakku sakit-sakitan, suamiku berhutang dengan banyak orang. Aku pernah sekali bertemu dengannya saat dia datang menagih hutang."

Sejenak wanita itu terdiam mengingat-ingat sesuatu. "Tunggu sebentar."

Ia terburu-buru masuk rumah untuk mengambil sesuatu. Putrinya sampai ditinggal begitu saja di ruang tamu. Gadis kecil itu mendongak menatap Hiro kemudian tersenyum lebar.

"Baru kali ini ada orang yang tersenyum melihat wajah dinginmu. Mungkin di bayangan gadis kecil ini, kau tampak seperti badut versi milenial. Menyeramkan tapi juga lucu." Yume terkikik.

Hiro tidak berminat menanggapi karena menganggap ocehan Yume tidak penting. Saat melihat si pemilik rumah muncul dengan sesuatu di tangannya, Hiro langsung bertanya, "kau membawa petunjuk untuk kami?"

"Panggilannya Tiger Tanaka. Kau bisa mencocokkannya dengan catatan keuangan suamiku di buku ini," ucapnya sembari menyodorkan buku milik suaminya kepada Hiro. "Kalau tidak salah ingat, dia biasanya terlihat di Pasar Ikan Subasarashii menjelang tengah malam."

"Baik. Ini sudah sangat membantu. Terima kasih." Hiro membungkuk dalam-dalam. Sebelum pergi dari sana, ia berpesan, "kalau ada apa-apa hubungi saja nomor yang ada di kartu nama tadi. Kami akan siap membantumu."

Wanita itu mengangguk sambil tersenyum. Gadis kecil yang berada di sampingnya melambai-lambaikan tangan pada Yume. Akhirnya usaha mereka membuahkan hasil. Petunjuk baru sudah dikantongi! Sekarang waktunya melanjutkan misi.

"Kata Papa, pria itu sering berganti-ganti nama." Yume menggaruk-garuk kepalanya bingung.  "Bagaimana kalau ternyata dia orang yang berbeda dengan di sketsa ini? Apalagi gambarmu sangat jelek. Mungkin saja wanita itu salah persepsi."

"Yang biasanya suka mengolok-olok orang lain, malah tidak becus apa-apa," sindir Hiro.

Di belakangnya Yume manyun. Ia berbelok sebentar ke tempat di mana tasnya tersimpan untuk mengambil barang-barangnya di sana. Lebih baik ranselnya ditinggal saja dan penyadap suaranya dibiarkan masih menempel di sana. Agar anak buah Taniguchi Gokku berpikir keduanya sudah terpisah itu sebabnya tak ada lagi obrolan atau perbincangan yang terdengar.

Yume No KisekiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang