05:09
Depok, 25 September 2017Bising puluhan pasang sayap itu menyelimuti goresan amis, saling berebut mengisap daging busuk di atas dinginnya telaga merah. Berputar-putar memuntahkan makanan, menodai dengan kotoran, dan mengisi kekosongan antara daging juga tulang dengan kumpulan kepompong.
Sementara alam tiadalah bersimpatik, membiarkannya membeku tanpa kehangatan sampai akhirnya menimbulkan lebam selagi disaksikan sebersit cahaya surya yang tersenyum bahagia. Bukan masalah pribadi, atau mungkin memang sudah takdir. Karena kematiannya memberikan rezeki bagi beberapa serangga kelaparan yang selama hidup hanya makan sampah dan bangkai.
Namun, selesailah sudah masa sarapan mereka ketika datang peringatan waktu lima belas menit sebelum matahari terbit. Lewat suara menderu sinar menyilaukan datang menyusuri tiap rongga gelap area rak-rak sampah, terjelengar seorang pria di sana memandang nanap sebuah mayat berjaket biru tua yang sudah bermandikan darah. Bau anyir bercampur aroma busuk pun mengetuk-ngetuk kaca helmnya, menyapa ketika hanya berlalu beberapa detik. Dan ia melepas motornya begitu saja, kemudian berlari ke area terbuka. "Pak, ada mayat," katanya di telepon dengan nafas berat.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Hitam&Putih : Benang yang Putus
Mystery / ThrillerKasus pembunuh berantai di kalangan elit telah terjadi di beberapa kota besar di Indonesia. Dengan bukti khusus pelaku selalu meninggalkan gumpalan kertas putih bergambar--bidak catur--di mulut korban sebagai tanda bahwa dialah pelakunya. Yang di ma...