1.11

5 1 0
                                    

Dan tiga detik kemudian hadir bulatan kertas yang melesat di tengah-tengah kelas, lalu menabrak tembok sebelah kiri Sean. Apaan nih? pikirnya waktu mengambil kertas lecek tersebut.

“Kayaknya kamu dapat surat cinta,” bisik Noah sambil mengarahkan padangan Sean untuk melihat ke sudut kanan kelas. Lucas? Waktu laki-laki di belakangnya merasa jengkel akan raut wajah tengil seseorang di sana, ia malah lebih memedulikan penghapus kecil di dalamnya, sementara kertas bekas itu dia bulatkan kembali lalu melontarkannya ke belakang.

Tampaklah gumpalan kertas tersebut menggelinding sekejap terbentur meja Noah, hampir terjun lagi tapi dia menangkapnya kali ini. Kemudian membaca pesan singkat di sana sebelum menanyai perkara yang tertulis untuk Sean.

“Kamu habis ngapain si Lucas?” Sean menopang wajahnya. “Ngapain? Aku gak ngapa-ngapain,” jawabnya selagi memutar-mutar pulpen di tangan kanannya.

Noah jadi heran, dia bilang, “Tapi dia minta ke temuan sama kamu loh.” Lalu menengok sesaat ke arah Lucas yang sedang mengambil buku dari dalam tasnya. “Gak mungkin cuma sekedar say hi, kan? Dia pasti ngajak berantem,” tangkasnya. Seorang guru wanita pun masuk ke dalam kelas sembari menyapa semua murid di sana, yang segera mendapat salam balik dari anak-anak didiknya.

Melihat seorang guru yang siap buat mengajarinya, Sean lantas menjawab, “Tenang ajalah. Aku gak ngerasa salah ini.” Sambil mengeluarkan buku mata pelajaran kedua.

***

Hitam&Putih : Benang yang PutusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang