2.7

3 1 0
                                    

“Ya, kita berharapnya dia emang gak ngapa-ngapain di TKP. Tapi kalau kamu bilangnya ketemu di sana berarti dia memang sudah ada tujuan ke situ, dalam artian bukan perkara gak sengaja,” terang Aiden. “Ada yang kamu tahu lagi?”

Noah menggeleng. “Cuma itu,” ujarnya.

Dan sedetik kemudian bel rumahnya kontan menggema memberitahukan jika ada tamu lain yang menunggu di depan pintu, bersamaan dengan tertutupnya panggilan telepon di ponsel Noah.

“Saya saja yang buka.” Dylan pun berdiri dari duduknya, terus berjalan dengan sigap ke arah pintu masuk mendahului Noah yang baru saja akan beranjak dari sofa.

Dan dari ambang pintu sepasang mata sontak membelalang menatap senyum indah yang lekas membuatnya memalingkan muka, lalu merogoh ke dalam saku celana mengambil botol kuning kecil.

Namun, batal sesaat hendak ia masukkan pil-pil tersebut ke dalam mulut dengan cara menenggak langsung. “Kamu mau ngapain!?” Sadar tangannya tak bisa lagi bergerak banyak, laki-laki itu sontak berucap, “Paman kok bisa di sini?” Lalu menghentak tangan kanannya agar terlepas dari cengkeraman polisi di sampingnya.

***

Hitam&Putih : Benang yang PutusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang