🌽LiRain-20🌽

7.6K 888 70
                                    

Huh, lama ya penuhnya, tapi yaudalah, ntar kalau vote rata dan komen duluan penuh, aku up lagi.

Jangan sider, vote diawal atau diakhir chapter. Ingaaaat, kalau gak bisa bantu komen ya minimal bantu votr. Jangan bebal dan jangan beban.

200 vote dan 55 komen.

Ali-Rainy

Rainy sakit cuma beberapa hari saja, hari ini Ali bisa ke sekolah dengan tenang tanpa rengekan Rainy lagi.

Arey terlihat tengah merenung di kelasnya, kelas yang ribut karena Guru gak masuk tak membuat Arey terusik.

Teman-temannya sampai heran melihat tingkah Arey, tumbenan tuh anak diem aja, apa lagi sariawan?

Ali juga heran, apa Arey berantem sama Sesya lagi?

"Temen lo kenapa tuh?" tanya Kendrik pada Bijan.

"Mana gue tau, tolol banget lo."

"Ya santai dong, gue nanya baik-baik ya setan."

Bijan melempar botol tupperware miliknya ke muka Kendrik, dan pertikaian pun terjadi.

Zava yang duduk sebelahan sama Arey juga heran melihat tingkah temannya, diem aja kaya orang nahan berak.

"Arey kenapa?" tanya Ali khawatir, nada lembutnya mengejutkan Arey yang melamun itu.

"Hah? Gue? Gue gak kenapa-napa, cuma lagi mikirin berapa hutang tetangga gue."

"Yeuu anak setan!" Jio melempar tip x nya ke muka Arey, lumayan tuh, masih penuh soalnya.

Arey mengelak dan membiarkan Tip x itu mental ke belakang, dahinya mengkerut, tanda dia sedang serius.

"Gue pengen nyolong mangga di SMA depan, kayanya enak, tapi gue takut diamuk sama anak-anak sana, apalagi Theo sama temen-temennya, kan Pohon Mangga itu lapak mereka."

Teman-temannya diam, kemudian ikut berpikir. Benar sih mangga di SMA depan itu sangat ranum dan mengkal, sangat matang dan kuning.

Kebetulan lagi berbuah, jadi Arey pengen nyolong, tapi takut ketahuan Altheo, ntar yang ada mereka ribut.

"Ya udah kita kesana sekarang." ajak Kendrik semangat.

"Bolos lagi?" tanya Ali pelan.

"Iya, kan gak ada guru."

Hela napas Ali berikan "Ya udah, Ali ngikut aja." putus Ali tenang.

Akhirnya mereka kembali membolos demi mengambil buah mangga SMA depan.

Mereka pergi dari jendela kelas lagi, sebelum pergi Ali sempat meminta teman-temannya untuk tetap di kelas sampai jam pulang tiba.

Mereka berjalan kaki menuju parkiran SMA depan, pastinya tidak ketahuan guru karena mereka cabut dari taman samping sekolah.

Mata mereka berkilat penuh semangat saat melihat buah mangga yang bergelantungan di pohon, begitu menggoda.

"Kalian aja yang manjat, aku disini aja jaga tas." tutur Ali.

"Iya Li, doain kami selamat." pesan Jio.

Softie Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang