Banyak sider, sad end aja kali yah.
Gak mood ngeliat sider makin gak tau diri, males.
Vote kalau gak mampu komen, vote diawal atau diakhir chapter.
200 vote dan 60 komen, udah part 30, target komen naik.
Ali-Rainy
Waktu memang berlalu begitu cepat tanpa bisa dirasa, buktinya sekarang Ali sudah selesai dengan ujian kelulusannya, dan ini hari terakhir mereka di sekolah sebelum pengumuman kelulusan.
Rencana nya Ali dan teman-temannya mau pergi jalan-jalan, tapi belum tau tujuan.
Jadi selagi menunggu teman-temannya memutuskan tujuan, Ali teleponan sama Rainy.
"Jadi nanti kamu mau kuliah dimana?"
Ali berpikir sejenak, dia sudah memasukan berkas di jalur undangan untuk masuk ke UIN atau lebih tepatnya masuk ke kampus Kak Sesya.
Karena teman-temannya juga akan masuk ke sana, tapi beda jalur, ada yang akan ikut mandiri atau juga yang tidak.
"InsyaAllah di UIN kak, Jurusan Sastra Indonesia atau Sastra Inggris."
"Bagus, aku dukung apapun keputusan kamu untuk jurusan kuliah, biaya uang semester nanti jadi urusan aku."
"Hehehe, makasih ya kak."
"Sama-sama sayang."
"Oh ya nanti malam kita jalan-jalan yah, mau?"
"Mau sayang, atur tempatnya, nanti malam kita pergi."
"Hehe, okey~"
Ali terus teleponan sama Rainy sampai suara bentakan terdengar dari luar warung seblak mbak Rin tempat dia menunggu teman-temannya.
Ali segera izin mematikan panggilan, dan segera berjalan keluar warung guna melihat apa yang terjadi.
"Aica please, kamu salah paham."
"Enggak kok, kayanya memang aku yang terlalu emosional dan berpikir kamu bener-bener suka sama aku, ternyata enggak kan?"
"Aica enggak gitu, semua yang kamu lihat cuma salah paham sayang, aku enggak selingkuh."
"Hah, aku tau kok, aku tau kamu gak pernah puas sama aku karena gak bisa kaya Arey dan Ali, aku tau, maaf kalau aku gak bisa kaya pacar dan istri temen kamu. Kita putus aja."
Jio tampak menahan tangan Aica dan memohon, tapi Aica melepaskan genggamannya dan pergi.
"Aica!"
Arey menahan bahu Jio saat remaja itu hendak mengejar Aica.
"Kasih dia waktu Jio, lo kumpulin bukti baru temuin dia lagi." tegur Arey.
Jio lemas, dia enggak selingkuh, dia hanya..hanya tidak sadar melakukan hal itu, tidak sadar sudah mengkhianati cinta Aica padanya.
"Healing dulu kita ke sungai, baru setelahnya kita bantu cari bukti." cetus Arey lagi.
Ali tak bersuara sama sekali, karena firasatnya tiba-tiba buruk saat panggilan masuk dari Ayahnya dia dapatkan.
Dia kira Ayahnya sudah tidak akan merecoki nya perihal poligami karena tak pernah membahasnya lagi.
"Assalamualaikum, kenapa Yah?"
"Waalaikum sallam, Ali, ayah minta maaf atas apa yang ayah lakukan bulan sebelumnya, maafin Ayah,"
Hela napas legah Ali berikan, syukurlah kalau ayahnya sudah berubah.
"Iya yah, enggak papa, mungkin itu cobaan buat Ali."
"Iya nak, nanti ayah mau ke rumah kamu sama ibu."
"Oh iya udah Yah, Ali lagi di luar, mungkin malam aja. Soalnya kak Rainy juga kerja."
"Iya Li."
Ali senang dengan kenyataan ini, baguslah kalau ayahnya sudah berubah.
.....
Rainy pulang pukul 4 sore tepat, karena tadi Ali ngasih kabar kalau ayah mertua nya mau datang malam, jadi Rainy cepat pulang.
Tapi begitu Rainy masuk, dia sudah melihat ada tamu di rumahnya.
Wanita yang usianya sebentar lagi memasuki 22 tahun, terdiam melihat kedua mertuanya duduk di sofa ruang tamu bersama 2 orang gadis bergamis dan berhijab panjang.
"Assalamaualaikum, Ayah, Ibu, kapan sampai?"
Mereka menoleh kearah Rainy, lalu tersenyum tipis "Waalaikum sallam, iya baru aja sampai, kebetulan kami punya kunci cadangan rumah kalian, Ali pernah ngasih ke kami kemarin, ayo duduk sini dulu, ada yang mau ayah bicarain."
Rainy masih memakai sweater oversize dan celana katun kendor, tak lupa pashmina biru gelap dikepalanya.
Rainy duduk di sofa sebrang sofa mertuanya.
"Rainy, kenalin mereka adalah Alisya dan Humaira, calon istri ke 2 dan ke 3 Ali. Ali pasti udah ngasih tau kamu kan, kalau dia mau nikah lagi alias poligami."
Deg!
Rainy diam, masih berusaha tersenyum lalu mengangguk, kedua tangannya terkepal kuat diatas paha, dia menunduk guna meredakan rasa sakit dihatinya.
"Gitu yah, Ali sudah bilang kok, tapi Rainy enggak izinin Ali untuk nikah lagi, Rainy enggak ridho, jadi, Ali enggak boleh nikah lagi." tutur Rainy tegas namun tenang.
Kedua orang tua Ali diam seolah tak percaya, tanpa kata keduanya bangkit bersama 2 gadis yang mereka bawa, lalu pergi.
Sebelum itu, Ayah Ali mengatakan sesuatu yang membuat Rainy sakit tak terkira.
"Ayah kira, menikahkan Ali dengan kamu bisa membuatnya mendapat banyak keturunan, nyatanya, satu pun belum ada sejak kalian menikah, jadi untuk apa menikah kalau tidak ada keturunan, sia-sia saja."
Rainy tak membalas, dia hanya diam dengan retaknya hati serta harga dirinya.
Akan Rainy bicarakan semua ini dengan Ali, dia tak boleh gegabah.
🌽Bersambung🌽
KAMU SEDANG MEMBACA
Softie Husband [End]
RomancePernikahan muda yang tak akan Ali sesali, tak perduli pada cemohan orang disekitarnya, yang pasti Ali Habinayah sangat mencintai istrinya, Rainy Kirana. Ali tidak terpaksa menikah muda, nyata nya dia sudah meyakinkan diri akan pernikahan ini, dijodo...