🌽LiRain-18🌽

7.2K 982 69
                                    

Okey, minimal bantu vote karena komen pasti penuh, tapi vote ini yang lama kali penuhnya padahal dah 200 lebih kan.

Jangan jadi beban buat pembaca lain, minimal bantu vote.

200 vote dan 55 komen, penuh dulu ya baru up.

Ali-Rainy

Pagi di hari minggu, kediaman Ali dan Rainy mendapat tamu yang tak diundang sama sekali.

Tok tok tok tok tok tok.

Ali mengernyit kesal, dia mengeratkan pelukannya pada tubuh Rainy, suara gedoran pintu disusul bel yang tak kunjung berhenti.

"Berisik..kak.." rengek Ali lirih, dia gak suka pagi minggu nya terusik seperti ini.

"Bentar, aku aja yang bukain. Kamu tidur." Rainy bangun setelah melepaskan pelukan Ali, dia menaikan selimut guna menutupi bahu Ali.

Hela napas panjang Rainy berikan, dia berjalan tenang menuju pintu kamar dan keluar, dia tau siapa orang ini.

Ting nong.

"Sebentar.."

Rainy menguap pelan, dia berjalan menuju tangga lalu turun dari lantai 2, lampu rumah gak akan hidup kalau siang, lampu hidup otomatis di sore hari.

Cklek.

"RAIIIIIIIINNNNN!" Rainy menerima terjangan dari tamu tak diundang itu, Jiwa, datang dengan plastik belanjaan dikedua tangannya.

Tapi dia nerjang Rainy dengan pelukan erat, Rainy segera melepas pelukan Jiwa dan mendengus kesal.

"Kenapa datang? Ini hari minggu." ketusnya tak suka.

Jiwa seolah tak perduli pada pertanyaan Rainy, dia menyelonong masuk dan berlari riang menuju dapur rumah, dia mau buat sarapan untuk Rainy.

"Jiwa, jangan lancang ya."

"Iyaaaaa, Jiwa gak bakal lancang, tenang aja. Jiwa mau masakin sarapan kesukaan Rain."

"Hm, terserah. Aku mau ke kamar."

"Okey~"

Rainy berjalan menuju tangga ke lantai 2, dia harus segera mengatakan pada Ali kalau Jiwa datang.

"Siapa yang datang kak?" Ali ternyata bangun, dia duduk di tengah kasur dengan tubuh berbalut selimut.

Rainy berjalan masuk dan mendekati Ali, lalu mengelus rambut sang suami.

"Jiwa datang, dia lagi buat sarapan di dap-"

Belum sempat Rainy selesai bicara, Ali sudah melompat dari kasur dan berlari kencang keluar dari kamar.

Sial, ternyata Jiwa yang sangat amat Ali wanti-wanti, beneran datang kemari.

"ALI HATI-HAT-"

BRUGH!

"RAIIIIIIINNNN SUAMI MU JATUH RAIIIIN!"

Rainy berlari keluar dari kamar, dia panik mendengar teriakan Jiwa, benar saja saat Rainy turun dengan buru-buru ke lantai 1, dia melihat Ali telungkup di lantai.

"Aliiii!"

Rainy segera mengangkat tubuh Ali dan membawanya menuju sofa ruang tv, Ali menunduk dengan wajah yang muram dan suram.

Bibirnya melengkung sedih, dia menatap Rainy yang sibuk mengelus lutut Ali, lututnya merah dan memar.

"Sakit?"

Ali mengangguk pelan "Iya..sakit.." cicitnya.

"Udah-udah, kamu duduk aja. Biar aku sama Jiwa yang mas-"

"Enggak boleh...itu dapur kita, gak boleh ada orang lain disana, jangan biarin dia di dapur kita kak..jangan.."

Rainy mengangguk, dia bangkit dan berjalan mendekati Jiwa yang juga ada disana.

"Kamu tamu, duduk aja, biar aku yang buat sarapan." tuturnya tenang.

Jiwa mengulas senyum manis lalu mengangguk, dia melepas apron pink bergambar kelinci lalu berjalan menuju sofa ruang tv.

Ali melengos lirih, dia berdiri saat Jiwa duduk, dengan segera Ali berjalan ke dapur.

"Biar Ali aja kak."

"Kamu bisa jalan? Gak sakit?"

"Bisa kak, biar Ali aja."

"Aku bantu ya."

"Iya.."

Jiwa bertopang dagu menatap interaksi keduanya, senyum miring dia berikan, akan ada banyak cara bagi Jiwa untuk merusak rumah tangga Ali dan Rainy.

"Rumah tangga yang damai, gak akan seru tanpa ada badai."

Rainy adalah miliknya, dia bahkan bisa merebut identitas saudaranya, dia bisa merebut identitas 'Jiwa' agar mendapatkan Rainy.

Menyingkirkan Ali, hanya masalah kecil yang mudah sekali dia singkirkan.

Bukan hal yang susah baginya untuk menyingkirkan Ali dari jalannya.

Ali, hanya remaja lemah yang tak akan bisa menandinginya, dia bisa membunuh dan membuang Ali dari hidup Rainy.

Membuat Rainy membencinya, membuat Rainy mencetaikannya.

🌽Bersambung🌽

Softie Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang