🌽Lirain-Expart 🌽

10.6K 826 45
                                    

Kalau mood, maybe nanti ada cerita anak mereka, siap aku hiatus tapi.

Jadi, vote diawal atau diakhir chapter yaaa.

Ali-Rainy

Tahun-tahun berlalu begitu cepat, Ali dan Rainy kembali dikaruniai seorang anak disaat Husain berusia 5 tahun.

Seorang bayi perempuan yang sangat cantik, mirip dengan Rainy namun mata sayunya adalah mata Ali.

Sama seperti Husain, dia tumbuh menjadi anak yang sangat baik, ramah, penurut, lemah lembut dan sopan.

Husain sudah punya hafalan sejak umur 4 tahun, Ali sering memutarkan murotal Qur'an agar Husain mendengarnya.

Diumur Husain yang ke 5 tahun 10 bulan, dia sudah punya hafalan 10 juz, Ali gak mau terlalu menekan Husain untuk hafalan.

Semampu anaknya saja.

Pagi ini, Ali sibuk berjemur di depan rumah dengan anak perempuannya, yang diberi nama Khalizah Habinayah, dipanggil Lizah.

Bayi berusia 3 bulan itu anteng tertidur di gendongan Ali, mereka berjemur di teras rumah pagi ini.

Husain lagi sarapan sama Bunda Rainy.

Ali melantunkan beberapa ayat suci Al-Qur'an saat ini, sangat lembut dan mengalun indah, membuat Lizah tertidur semakin lelap.

Tak lama, suara langkah kaki terdengar dari arah dalam rumah.

"Abiiiiiii, Abiiii dipanggil sama Bundaaaaa."

Ali mengulas senyum lembut, menatap sang putra lalu mengangguk.

"Iya, Abi masuk. Husain udah mandi?"

"Udah Abi, Bunda ajarin Husain mandi sendiri, tadi Husain bisa mandi sendiri hehe."

"Pinter banget anak Abi~"

"Hehehe, Husain harus pinter biar bisa nuntun Lizah, biar bisa jagain Lizah dari orang jahat!"

Ali terkekeh pelan, dia beranjak bangun dari duduknya lalu berjalan masuk ke dalam, Lizah tampak tertidur nyenyak.

"Ali,"

"Iya sayang, disini."

Ali meletakan Lizah ke dalam box yang ada di ruang tv, lalu dia berjalan menuju Rainy yang tengah duduk di kursi bar dapur.

"Kenapa?"

"Katanya temen kamu mau datang."

"Oh iyaa, sekalian Arey sama Kak Sesya mau bawa anak kedua mereka, seumuran sama Lizah juga,"

Rainy mengelus pipi Ali dan menatapnya lembut, Husain ada di ruang tv, jagain adiknya.

"Kita udah lama, gak itu." bisik Rainy.

"Kak, tunggu Lizah umur 6 bulan dulu ya, aku takut lukain bekas jahitan nya.."

Rainy terkekeh pelan, lucu banget suaminya ini.

"Haha oke sayang, gak masalah."

Ali menunduk malu saat Rainy mengecup lekuk lehernya, walau umurnya sudah 28 tahun, Ali tetaplah malu jika sudah digoda seperti ini.

"BUNDA! LIZAH NANGIIIIIS!"

"Iya sayang, sebentar."

Rainy menarik diri, dia mengecup bibir Ali singkat lalu berjalan menuju box bayi di ruang tv, meninggalkan Ali yang menahan diri agar tidak menjerit.

Malu banget, tapi dia suka hehehe.

....

"Resya jangan ih, gak boleh cubit pipi Lizah."

"Kenapa? Kamu boleh cubit pipi Reyaz, kenapa aku gak boleh cubit pipi Lizah."

"Kan Reyaz laki-laki, dia kuat, Lizah perempuan, kalau dicubit nanti kesakitan."

Resya, anak perempuan pertama dari Arey dan Sesya, umurnya 5 tahun, sangat sombong dan arogan, suka menjahili Husain karena Husain begitu lemah lembut.

Lalu Reyaz, anak laki-laki Arey dan Sesya yang berumur 6 bulan, selalu diletakan disebelah Khalizah dan menatap bayi perempuan itu.

Sudah terlihat kalau Reyaz ini terus menatap Lizah, matanya terus tertuju pada bayi cantik itu.

"Heh, udah-udah. Jangan berantem." tegur Arey.

Keduanya diam, Reyaz sendiri masih menatap Lizah yang tengah tertidur lelap disebelahnya, tapi saat Lizah diangkat Rainy, Reyaz menangis.

"Taruh aja sayang, nanti aku yang mindahin." Ali tau Reyaz suka memandangi putrinya.

Rainy menurut, dia meletakan Lizah kembali ke sebelah Reyaz dan bayi laki-laki itu diam kembali, dan menatap Lizah dalam-dalam.

"Kayanya anak Arey nih, tipe-tipe cowok pendiam yang suka ngamatin diam-diam, anak lo bakal diincer sama anak Arey, Li." cetus Kendrik.

"Yeeee, lo gak liat anak lo tuh, ngeliatin Lizah mulu." cibir Arey yang merujuk pada anak Kendrik, anak tunggal Kendrik yang berumur 2 tahun bernama Ricko.

Sedari tadi duduk menatap kearah Lizah, jadi, Reyaz dan Ricko sama-sama mengamati bayi itu.

"Aduh, udalah gausah bahas mereka." sahut Zava.

Ali hanya tersenyum, tampaknya akan sulit menjaga anak perempuannya itu, Ali punya firasat kalau Khalizah ini mirip Rainy.

Sepertinya saat besar nanti, Khalizah bakal seperti Rainy, tenang, dominan dan, memikat banyak laki-laki.

"Haduh, harus banyak-banyak berdoa nih."

Ya Ali, semangat menjaga anak perempuanmu yahh.

🌽Fin🌽

Softie Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang