Bagus, vote gak jimplang dan cepat naik, pertahankan, jangan sider lah yah tolong.
Bantu vote kalau gak mampu bantu komen, asal jangan jadi beban ajalah.
Vote diawal atau diakhir chapter.
200 vote dan 55 komen, mana tau komen cepat penuh dan vote diatas 150, aku bisa up lagi.
Ali------------------------------------------Rainy
"Gue nemu bukti baru."
Ali mendongak mendengar ucapan Bijan, saat ini dia ada di rumah Jio bersama teman-temannya yang lain, kecuali Kendrik.
Kendrik tak ada bersama mereka.
Mereka berbagi tugas, masing-masing sibuk dengan laptop mereka, mencari bukti yang mungkin bisa memberatkan Jiwa nantinya.
"Bukti apa?" tanya Jio penasaran.
Bijan menunjukan layar laptopnya, sebuah surat adopsi yang menunjukan foto dan data diri Kendrik serta Keisha.
Mereka kaget, bagaimana Bijan bisa mendapatkan salinan surat adopsi ini.
"Kendrik ternyata adik angkat Jiwa, sama kaya Keisha, mereka kaya dijual gitu sama orang tua mereka ke orang tua Jiwa, Kendrik baru beberapa bulan belakangan ini diadopsi, kalau Keisha udah dari setahun yang lalu."
Penjelasan Bijan membuat mereka diam, Kendrik bahkan gak pernah cerita apapun tentang adopsi.
"Jadi, Kendrik dijual sama nyokapnya, kebetulan mereka lagi kekurangan uang dan orang tua Jiwa nawarin kerja sama, mereka jual Kendrik ke orang tua Jiwa, dengan alibi adopsi."
"Apa gunanya Kendrik diadopsi?" tanya Zava heran.
Bijan mengetikan sesuatu di laptopnya, lalu menunjukan sesuatu lagi.
"Kendrik dijadiin mata-mata buat Ali, agar Jiwa tau gerak-gerik Ali bagaimana, agar bisa ngerusak pernikahan Ali sama kak Rainy." tutur Bijan.
Pyar!
Mereka terlonjak kaget mendengar suara gelas yang pecah itu, mereka melihat Ali diam dengan tatapan mata penuh kebencian.
Tangannya terluka, gelas tadi pecah karena Ali menggenggamnya terlalu kuat.
"Ali.." lirih Jio sedih.
Pasti Ali merasa dikhianati, mereka pun merasa begitu.
Ali tertawa sumbang, dia menunduk sampai poni menutupi sedikit mata teduhnya.
"Jadi gitu.." gumam Ali kosong.
Mereka tak bisa melakukan apapun untuk membujuk Ali.
"Aku pulang dulu, terima kasih bantuannya hari ini, assalamualaikum." Ali bangkit dan menarik jaket serta kunci motornya dari meja kaca.
Dia berjalan cepat keluar dari rumah Jio, masalah ini harus segera diselesaikan.
Ali gak mau Jiwa menang, Ali gak akan biarkan hal itu terjadi.
.....
Hujan tak membuat Ali gentar, dia menerobos hujan agar sampai ke rumah, air mata penuh kekecewaan sudah bercampur dengan air hujan.
Tatapan mata Ali begitu kosong, dia bahkan tak sadar sudah sampai di rumah.
Melihat pintu rumahnya terbuka, berarti ada yang datang.
Ali segera memarkirkan motornya di teras, melepas kunci dan membuka jaket basahnya.
Ali berjalan masuk dengan keadaan basah kuyup.
"Nahh, pulang juga suami kamu Rain."
Ali menegang, dia menatap Rainy yang duduk disebelah Jiwa, Rainy bahkan tidak memakai hijabnya lagi karena Jiwa.
Bibir Ali bergetar, dia menahan diri untuk tidak menangis.
"Darimana aja sih? Kami udah nungguin." ketus Jiwa kesal.
Ali menunduk "Maaf, tadi habis dari rumah temen." lirihnya parau.
Tak berani menatap Rainy yang seolah tak menyukai keberadaannya.
"Kami langsung aja ya, Rainy mau cerai sama kamu, ini suratnya."
Deg!
Ali langsung mendongak tak percaya, menatap Rainy yang juga menatapnya.
"K-kak..benar mau cerai dari Ali?" lirih Ali bergetar.
Rainy mengangguk "Siapa yang mau terus jalani rumah tangga sama remaja labil kaya kamu, aku yang nafkahi, kamu? Enggak ada kontribusi sama sekali, Jiwa udah cerita semuanya, dia bilang kamu sering ke club dan tidur sama jalang, astaga, kenapa aku harus dinikahin sama remaja kaya kamu sih."
Sakit, perkataan Rainy mampu menikam jantung Ali, membuatnya lemas tak berdaya.
Dengan segera Ali mendekati Rainy dan bersimpuh dikakinya.
"Kak..A-ali enggak gitu..Ali enggak gitu..jangan percaya sama ucapan bang Jiwa..." mohonnya gemetar.
"Ck, awas!"
Rainy mendorong tubuh lemah Ali sampai terduduk lemas di lantai, Rainy segera bangkit dari duduknya dan hendak pergi, namun Ali menahan kaki Rainy.
"Ali mohon jangan pergi..hiks..jangan cerai kan Ali..hiks..Ali mohon kak..hiks..kakak sendiri yang bilang supaya Ali enggak ninggalin kakak..tapi kakak sendiri yang ninggalin Ali..hiks..DEMI LAKI-LAKI KAYA JIWA! DIA JAHAT KAK! DIA BUKAN JIWA YANG ASLI!"
BRUGH!
Rainy menendang tubuh Ali sampai menabrak sofa, Ali meringis merasakan sakit di dada dan hatinya.
"Jaga bicaramu Ali! Dia bahkan lebih baik daripada laki-laki tukang selingkuh kaya kamu! Tunggu perceraian kita Ali, dan jangan tampakan wajahmu didepanku lagi!"
Ali menangis pilu, menjerit histeris memohon agar Rainy tidak meninggalkannya.
"KAK! KAK RAINY ALI MOHON JANGAN TINGGALIN ALI! Hiks..Ali bakal lakuin apa aja supaya kakak gak pergi..kak..hiks..KAK! JIWA ITU JAHAT! DIA ORANG JAHAT KAK! Hiks..dia orang jahat..dia ngambil kakak dari Ali..hiks..huaaaaaaaa!"
Rainy seolah tuli, dia sudah berjalan bersama Jiwa, keluar dari dalam rumah.
Dengan seringai penuh kemenangan yang terulas jelas diwajah Jiwa, melihat keterpurukan Ali adalah kebahagiaan yang Jiwa sukai.
Bagus, selangkah lagi, dan Rainy akan bercerai dari Ali.
Dan Jiwa bisa mendapatkan Rainy untuk dirinya sendiri.
🌽Bersambung🌽
KAMU SEDANG MEMBACA
Softie Husband [End]
RomancePernikahan muda yang tak akan Ali sesali, tak perduli pada cemohan orang disekitarnya, yang pasti Ali Habinayah sangat mencintai istrinya, Rainy Kirana. Ali tidak terpaksa menikah muda, nyata nya dia sudah meyakinkan diri akan pernikahan ini, dijodo...