🌽LiRain-25🌽

7.2K 824 74
                                    

Vote dan komen sesuai kesadaran diri, kalau gak bisa bantu komen minimal bantu penuhin vote, jangan beban.

Vote diawal atau diakhir chapter.

200 vote dan 55 komen, kalau komen penuh dan vote diatas 150, ntar aku up lagi.

Ali-Rainy

Ali diam, dia bahkan gak sempat Salat Tahajud karena semalam mereka main sampai 7 ronde.

Badan Ali remuk redam, pinggangnya pegal, pahanya penuh dengan bekas gigitan dan cupang dari Rainy, dua putingnya bengkak, dadanya juga ikutan bengkak karena Rainy merematnya.

Ditambah bekas gigitan disekitar putingnya, terasa perih.

Leher dan tengkuk Ali juga sakit, Rainy menggigit ditempat yang sama berulang kali, ditambah cupang yang diberikannya.

Ali tadinya tidur dalam pelukan Rainy, dia mendusel pelan dibelahan dada telanjang Rainy.

Adzan subuh sudah berkumandang, ini saatnya mereka Salat, semalam selesai main jam 12 malam, dari jam 5 sore sampai jam 12 malam.

Ali benar-benar tobat kena hukuman seperti itu.

"Kak..udah subuh, bangun yuk, Salat."

Suara lembut Ali mengalun ditelinga Rainy, tepukan pelan Ali berikan dipunggung Rainy.

"Um..mandi bareng.." gumam Rainy serak sembari membuka matanya, menatap lembut kearah Ali dipelukannya.

Wajah Ali kembali memerah, dia mengangguk pelan "Mau aku gendong?" tawa Rainy.

"Kak, Ali aja yang gendong kakak, gimana?" tawar Ali bersungguh-sungguh.

Rainy terkekeh pelan, dia mengangguk karena jujur pinggang dan selangkangannya sakit, semalam dia benar-benar buas.

"Boleh, kayanya aku gabisa jalan, bawahku sakit." tutur Rainy.

Ali tertawa mendengarnya, tawa Ali begitu lembut dan hangat, Rainy suka mendengar tawa yang Ali berikan.

Dengan segera Ali bangun dari tidurnya, meregangkan sedikit bagian tubuhnya yang pegal, barulah dia menggendong tubuh Rainy ala bridal.

Ya walau Ali kurus, dia tetap bisa menggendong tubuh istrinya karena berat mereka tak jauh beda.

Rainy merangkul leher Ali, dan mendusel didada sang suami.

Keduanya tak pakai baju, ya karena mereka mau mandi jadi ngapain pakai baju.

"Ini pertama kali kan, kamu gendong aku?" tanya Rainy seraya mencubit pelan puting Ali, Ali sempat tersentak mendapati sengatan aneh diputingnya, tapi tak lama dia tertawa lagi.

"Iya kak, ini kali pertama Ali gendong kakak."

"Ternyata kamu kuat juga."

"Mau gimana pun, Ali kan laki-laki, pasti kuat kak."

Rainy mengangguk, dia bersandar di tubuh Ali dan memejamkan matanya, benar-benar mau tidur dia saat ini.

......

Seisi kelas heran melihat tingkah Ali, apalagi cara jalannya yang agak mengangkang, ditambah keluhannya perihal pinggangnya yang sakit.

"Gimana? Udah baikan?" tanya Jio dengan sedikit godaan.

Ali mendengus lirih, badannya baru terasa sakit saat ada di sekolah, perasaan di rumah tadi gak terlalu sakit.

"Astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah.."

Arey, Bijan, Zava, Jio dan Kendrik terlihat penasaran pada ekspresi Ali.

Anak itu terus menerus istigfar dan berdzikir, apa godaan Ali gagal pada Rainy?

"Lo kenapa?" tanya Zava heran.

Ali menggeleng pelan, dia menunduk dan menutup wajahnya yang sudah merah padam, malu membayangkan tingkahnya tadi malam bersama Rainy.

"Kak...umhh..kak Rainyhhh..ahh..kak..pelan kak.."

"Goda aku, cepat."

"Umhh..kakak...ayo main sama aku..aku..bisa muasin kakak..nghhh.."

"Bagus."

"Aaaaaaaaaaaaa!"

Brugh!

Seisi kelas terkejut saat Ali memekik dan membanting dahinya ke meja, dia bertingkah seperti jalang, menggoda dan merengek manja pada Rainy.

Masih jelas diingatan Ali, saat Rainy memintanya untuk menggoda Rainy, Ali benar-benar brutal.

"Huhuuuu.."

Teman-temannya heran, tapi tak mau ambil pusing, pasti Ali lagi malu, dia kan polos banget.

Jadi mereka gak akan tanya apapun untuk saat ini, biarkan Ali tenang dulu dari rasa malunya.

"Mereka enak ya, udah sah jadi mau ena-ena gampang." cetus Jio iri.

"Memang lo sama Aica gimana?" tanya Zava.

"Gue sama Aica ya gitu, Aica gak mau nyentuh gue lebih dari ciuman dibibir, padahal gue mau lebih."

"Hehhh, mesum lo."

Arey diam, dia berpikir untuk mengajak Sesya menikah, tapi entah Sesya mau atau tidak ya Arey tidak tau.

Tapi semoga saja Sesya mau, Arey kan mau terus bersama Sesya sampai akhir hayatnya nanti.

"Pengen nikahin Seca.."

"Yeu, mau lo kasih makan apa?"

"Kasih makan pake makanan lah."

"Iye dah."

Arey harus menemui Sesya sepulang sekolah nanti.

"Kita bolos yuk.." ajak Ali dengan dahi yang memerah karena tadi dia banting dahinya ke meja.

Teman-temannya kaget, lah tumben Ali yang ngajak mereka bolos, biasanya mereka yang ngajak.

"Yakin loh?" tanya Zava.

Ali mengangguk, dia harus menjernihkan pikirannya dari kejadian tadi malam.

"Kita pergi kemana kira-kira? Nanjak mau gak? Kita ke bukit yang gak jauh dari sini." ajak Ali.

Teman-temannya hanya mampu mengangguk, menuruti permintaan teman mereka yang alim itu, pasti dia lagi mau menjernihkan isi otaknya saat ini.

🌽Bersambung🌽


Softie Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang