🌽LiRain-10🌽

10K 1.2K 113
                                    

Padahal Viewers dan 200 lebih, tapi vote gak tembus 200, dahlahh, ngarep apa sama sider ini.

Jangan sider, jangan jadi beban buat pembaca lain, aku up karena komen dah penuh.

Vote diawal atau diakhir chapter, JANGAN SIDERRRRRRR.

200 vote dan 55 komen, ayooo.

Ali-Rainy

Bahkan Rainy tak tidur di kamar sampai hari Senin pagi, membuat Ali semakin suram saja.

Ali tadi Salat Subuh sendirian, masak sarapan ditemani tangisan yang tak bisa ditahan, sampai jam setengah 8 Rainy belum keluar dari ruang kerja.

Ali berdiri didepan pintu ruang kerja Rainy, membawa nampan berisi sarapan untuk Rainy.

Wajahnya pucat, matanya sembab sayu, Ali menunduk seraya menggigit bibir bawahnya, lalu meletakan nampan berisi sarapan ke bawah.

"Kak, Ali udah naruh sarapan di depan, kakak jangan telat sarapan, Ali berangkat sekolah dulu. Maaf kalau Ali semalam buat kakak marah, Ali minta maaf.."

Nada suara Ali lembut, namun serak dan memilukan hati.

Senyum sendu Ali berikan saat tak ada jawaban dari balik pintu.

"Ali pergi ya Kak." pamitnya pelan kemudian berlalu pergi.

Ini adalah kali pertama Ali pergi sekolah dengan lesu dan perasaan kacau.

Sementara Rainy, masih tidur karena semalam perutnya sakit, biasa, perutnya akan selalu nyeri saay haidnya tiba.

Rainy bahkan hampir tak bisa tidur karena perutnya sakit, dia gak mood mau ngapa-ngapain, hanya mau tidur saja.

Rainy juga sudah izin ke kantornya bahwasannya dia libur hari ini.

Sebenarnya Rainy udah gak marah sama Ali, cuma Rainy gak ada tenaga untuk keluar dari kamar, jadi, nanti aja baikannya.

....

Ali benar-benar lemas, saat Upacara tadi cuacanya begitu terik, membuat kepala Ali pusing ditambah suhu tubuhnya agak tinggi hari ini.

Wajahnya pucat, Ali menelungkupkan wajahnya dilipatan tangan, tak ada tenaga untuk sekedar bicara atau mengaji seperti biasa.

Teman sekelasnya tentu heran, biasanya Ali yang paling ber aura positif, tapi hari ini seolah ada awan mendung diatas kepala Ali.

"Dia galau tuh." ceplos Arey.

"Iya kayanya, lagi ribut sama biniknya kali." sahut Zava.

"Tumbenan, gue kira mereka adem-ayem aja." gumam Kendrik.

Jio kasihan melihat Ali yang lemas begini, dia mengelus rambut hitam Ali lalu bertanya dengan nada khawatir.

"Ali kenapa? Sakit? Ke UKS aja yuk, biar Jio anter." tanya nya cemas.

Ali menggeleng pelan, dia mengangkat kepalanya dan memperlihatkan wajah pucat nan sembab berurai air mata, Ali nangis lagi.

Untung guru belum masuk.

Melihat Ali menangis, membuat seisi kelas shock.

Softie Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang