03. Three

16.1K 1K 13
                                    

“Kamu kapan nikah? Gak lihat apa Mama sama Papa udah tua, udah seharusnya punya cucu.”

Caka berdecak dalam hati. Pertanyaan seputar pernikahan sangat sensitif untuknya. Dan sialnya lagi, pertanyaan itu selalu dilontarkan oleh Mamanya setiap saat.

Dan jawaban Caka selalu sama. “Nanti.”

“Kamu itu anak pertama, umur juga udah mau kepala 3. Tapi Mama lihat kamu belum punya calon.”

“Aku baru 26 tahun, Ma. Jangan lebay.”

Yunita menggeram tertahan. “Lebay darimana? Kan udah seharusnya Mama minta cucu sama kamu.”

“Minta aja sama Radit atau Adipatih.”

Mata Yunita melotot garang. Tangannya terangkat untuk mencubit lengan berotot milik Caka dengan kencang.

“Kamu ini gila, ya? Radit baru masuk kuliah dan Adipatih kelas 1 SMA. Mana bisa Mama minta cucu sama mereka!”

Caka terkekeh. “Sabar kenapa sih, Ma. Aku juga lagi usaha.”

“Usaha apa? Setiap hari kamu cuma kerja, Mama gak pernah lihat kamu bawa perempuan ke rumah.”

“Iya nanti, kalau udah waktunya aku bakal bawa calon ke hadapan Mama dan Papa.”

Selepas mengatakan itu, Caka bisa melihat Mamanya melengos pergi begitu saja. Dan Caka cukup lega melihat Mamanya pergi.

Tubuhnya berbalik, hendak pergi menuju kamarnya yang terletak di lantai dua. Namun langkahnya terhenti karena dicegat oleh adik keduanya.

“Bagi duit dong, bang.” Tangan Adipatih terulur ke hadapan Caka. Wajahnya dibuat sepolos mungkin berharap abangnya itu berbaik hati memberikannya uang.

“Mata duitan Lo!”

Caka melanjutkan langkahnya tanpa memberikan uang untuk Adipatih. Adiknya yang satu itu benar-benar menyebalkan. Jika bertemu dengannya selalu saja uang yang diminta.

~|Unpredictable Couple|~

“Kenapa?”

Pertanyaan itu terlontar dari mulut Satria yang sedang mengamati Caka. Terlihat Caka yang sibuk mengamati ponselnya seperti orang yang sedang menunggu sesuatu.

“Perasaan tadi gue udah ngasih kartu nama sama dia, kenapa sampai sekarang dia belum hubungi gue?”

“Gue kira Lo ngapain anjir. Ternyata cuma nunggu chat dari dia!”

“Lo gak tahu sih gimana bahagianya gue waktu ngasih kartu nama ke dia.” Caka tersenyum membayangkan kejadian pagi tadi. Rasanya ia ingin menghentikan waktu saat itu juga. Ia ingin menghabiskan waktu lebih lama agar bisa berdua dengan gadis pujaannya.

“Stres Lo lama-lama.”

“Menurut Lo dia punya cowok gak?” tanya Caka yang sudah merubah raut wajahnya menjadi serius.

“Entah. Tapi waktu itu pernah dateng ke cafe sama cowok, cuma sekali sih.”

“Sumpah? Demi apa Lo?”

“Gak percaya ya udah. Gak penting juga.”

Caka melemaskan bahunya. Wajahnya berubah sendu. Perasaan takut melingkupi hatinya.

“Salah gak sih kalau gue suka sama cewek yang umurnya jauh di bawah gue?”

“Gak salah. Di sini Lo yang salah karena cuma lihat dia diam-diam. Gak mau berjuang apa-apa.”

Unpredictable CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang