18. Eighteen

9.7K 625 0
                                    

“Langsung mandi dan istirahat,oke? Kalau ada apa-apa telpon saya aja. Atau langsung ke apartemen.”

Ravania mengangguk. Tangannya melambai ke arah mobil Caka yang akan pergi meninggalkan kostnya.

Ravania menghirup udara sepuas-puasnya. Senyumnya mengembang saat bisa kembali pulang ke kost miliknya yang nyaman.

Begitu membuka pintu, Ravania langsung merebahkan diri di kasurnya. Tanpa mengganti pakaian, matanya menutup hingga akhirnya ia dapat terjun ke alam mimpi.

Meskipun merasa baru sebentar memejamkan mata, nyatanya Ravania sudah tertidur selama hampir 1 jam.

Saat bangun, matanya terbelalak melihat jam yang menempel di dinding.

Dengan buru-buru, Ravania langsung berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Hari ini juga merupakan hari kepulangan Silvia.

Jam 3 nanti aku pulang.

Itu pesan yang dikirimkan oleh Silvia 30 menit yang lalu. Mungkin karena Ravania terlalu lelap tertidur, ia sampai tak mendengar bunyi ponselnya yang terus berdering karena Silvia yang memanggilnya.

Begitu selesai dengan kegiatannya, Ravania segera menyiapkan makanan untuk menyambut kepulangan Silvia.

~|Unpredictable Couple|~

Malam ini cuaca cukup dingin. Sebab sore tadi hujan mengguyur kota Jakarta dengan derasnya. Ditambah angin yang bertiup menambah suhu dingin di malam ini.

“Mau mie gak?”

Silvia menatap Ravania dengan tatapan penuh tanya. Sedangkan yang ditanya hanya menggeleng.

“Tadi aku udah makan mie.”

“Kapan?”

“Pas sama mas Caka.”

“Oh, ya udah aku masak buat aku sendiri.”

“Iya.”

Ravania merapatkan jaket di tubuhnya. Tubuhnya bergetar sebab merasakan hawa dingin yang terasa menusuk kulitnya.

Hidungnya mencium bau pedas yang menyengat keluar dari mie yang dimasak oleh Silvia.

Matanya melotot horor melihat tampilan mie yang dimasak sahabatnya itu. Seperti darah.

“Kamu yakin mau makan? Gak takut sakit perut?”

“Enggak. Lagipula aku udah biasa kok makan pedes kayak gini.”

“Kurang-kurangin deh makan pedesnya, nanti usus buntu.”

Silvia tak mempedulikan perkataan Ravania. Gadis itu sibuk memasukkan mie yang terlihat menggugah selera itu ke dalam mulutnya. Begitu lidahnya mencecap rasa pedas dari mie yang dimasak, wajah Silvia berubah merah.

“Air dong!”

Ravania menyodorkan air ke arah Silvia yang sudah kepedasan.

“Kamu mau tau gak siapa orang yang sering ngasih kita makanan?”

“Siapa emangnya?”

“Mas Caka.”

Uhuk uhuk

Unpredictable CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang