“Liburan semester ini kamu mau pulang ke Jogja gak?”
Ravania yang sedang membereskan baju-bajunya untuk dimasukkan ke dalam lemari menoleh. Ia bisa melihat wajah Silvia yang sedang fokus pada ponsel.
“Iya, soalnya kemarin Bapak telpon nyuruh aku pulang waktu liburan semester nanti.”
“Aku juga disuruh Ayah buat pulang, katanya ada hal penting mau dibahas keluarga besar.”
“Yah, padahal aku mau nawarin kamu buat ikut aku pulang ke Jogja.”
“Sebenernya aku juga pengen sekali-kali ikut kamu ke Jogja. Karena selama 20 tahun hidup aku belum pernah lihat Jogja itu kayak gimana.”
“Kalau nunggu liburan semester depan masih lama, kita juga pasti disibukkan sama KKN.”
“Sayang banget, 2 tahun kita sahabatan tapi belum pernah ngunjungi kota masing-masing.”
Ravania tertawa. Setelah selesai memasukkan semua bajunya ke dalam lemari, ia segera menghampiri Silvia yang masih berbaring di atas kasur.
~|Unpredictable Couple|~
Setelah disibukkan dengan ujian semester, akhirnya Ravania ataupun Silvia bisa bernafas lega karena liburan telah tiba. Mereka diberikan waktu 1 bulan untuk berlibur dan mengistirahatkan diri dari apapun yang berhubungan dengan perkuliahan.
Liburan semester kali ini dimanfaatkan oleh Ravania dan Silvia untuk pulang ke kampung halaman masing-masing. Jika Ravania pulang ke Jogja, maka Silvia pulang ke Garut.
Ravania telah menginjakkan kakinya di Jogja beberapa menit yang lalu. Ia memang memilih menggunakan transportasi kereta.
Kepalanya melirik ke segala arah untuk melihat kakak laki-lakinya yang katanya akan menjemput di stasiun.
Begitu melihat laki-laki yang melambaikan tangan seraya berlari ke arahnya, Ravania tersenyum lebar.
Begitu dekat, ia langsung menubruk kakaknya dengan pelukan erat.
“Mas Yosa!” pekiknya dengan nada senang. Yosafat Reza atau yang kerap dipanggil mas Yosa oleh Ravania itu membalas pelukan adiknya tak kalah erat.
“Mas Yosa sendiri? Kenzo gak diajak?”
Kenzo merupakan anak satu-satunya yang dimiliki oleh Yosa dan istrinya, Anggita.
“Kenzo tidur. Ayo kita pulang, Bapak sama Ibu udah gak sabar mau ketemu kamu.”
Ravania mengangguk dengan antusias. Yosa mengambil alih koper yang dibawa adiknya. Tangannya yang bebas senantiasa merangkul pundak Ravania yang sudah lama ia rindukan.
Tak sampai 30 menit, mobil yang dikendarai oleh Yosa sampai di depan rumah yang cukup besar milik Ravania.
Kedatangan keduanya disambut suka cita oleh Bapak dan Ibu yang memang menanti kehadiran putri bungsunya.
Ravania segera berlari memeluk kedua orang tuanya dengan erat. Rona bahagia tak bisa ia hilangkan dari wajahnya.
“Aku kangen banget sama Ibu,” ucapnya dengan semangat. Santi, Ibu Ravania hanya tersenyum sebagai balasan. Ternyata putri bungsunya tidak berubah.
“Sama Bapak gak kangen?”
Ravania melepaskan pelukannya di tubuh Santi, ia menghampiri Wiri, Bapaknya yang berdiri tak jauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Couple
RomanceDi umur ke 26 tahun ini, Cakara Dewandaru atau yang kerap disapa Caka belum juga menemukan tambatan hatinya. Desakan perihal pernikahan selalu membuatnya lelah dan muak. Hingga suatu saat, ia berhasil menemukan seorang perempuan yang mampu menggeta...