Caka mengamati wajah Ravania dengan seksama. Ia merasa tak akan pernah bosan jika disuruh memandangi wajah perempuan yang disukainya itu selama 100 tahun. Ravania seakan memiliki magnet yang mampu menariknya.
“Jadi gimana? Kamu mau nerima saya?”
Ravania yang ditatap seperti itu oleh Caka bergerak salah tingkah. Jika tadi ia bisa melihat rona merah yang menghiasai pipi Caka, sekarang gantian pipinya yang terasa panas dan ia yakin berwarna Semerah tomat.
“Aku mau,” jawab Ravania dengan malu-malu. Ia menundukkan kepalanya guna menghindari eye contact dengan Caka.
Begitu mendengar perkataan Ravania, Caka langsung tersenyum lebar. Ia merasa beban di pundaknya seperti terangkat semua.
“Terima kasih.”
Caka berulang kali mengucapkan kata terima kasih pada Ravania. Ia begitu bahagia saat Ravania menerimanya. Jalannya untuk bisa bersama Ravania semakin terbuka lebar.
~|Unpredictable Couple|~
“Hari ini orang tua aku resmi cerai,” ucap Silvia begitu melihat Ravania yang duduk di sampingnya.
“Perasaan kamu gimana?”
“Sedih sih pasti, tapi kalau itu memang yang terbaik, aku bisa apa?”
“Adik-adik kamu?”
“Sebisa mungkin ayah ngasih pengertian ke mereka. Tapi ya susah, karena adik-adik aku lebih deket sama Ibu dibanding Ayah.”
Ravania mengusap bahu Silvia untuk menenangkan. Meskipun tak merasakan perceraian kedua orang tua, tapi ia juga turut sedih mendengar musibah yang menimpa keluarga Silvia.
“It's ok, lama-lama mereka pasti ngerti dan bakal nerima.”
“Semoga aja.” Silvia mengakhiri kalimatnya dengan menghela nafas berat. Seakan mengeluarkan semua beban yang menimpa dirinya.
“Beberapa Minggu lagi aku udah mulai KKN. Besok udah pembagian kelompok,” jelas Ravania.
“Aku juga. Kalau kita KKN, kost gimana?”
“Ya kosong.”
“Kalau ada apa-apa gimana?”
“Gak mungkin lah.”
Silvia mengangguk dengan ragu.
~|Unpredictable Couple|~
Berulang kali Ravania melihat kertas di tangannya. Berulang kali pula ia mendapatkan fakta bahwa tempat KKN nya berada di luar kota. Ia tak berekspetasi akan mendapatkan KKN di luar kota, meskipun sempat terpikir di benaknya.
“Ini serius kita KKN di Purwakarta?”
“Iya.”
Ravania menatap satu per satu anggota kelompoknya yang berjumlah 6 orang. 4 laki-laki dan 2 perempuan. Mereka adalah Juna, Dimas, Akbar, Farhan, Shofiy, dan dirinya.
Setelah membicarakan beberapa hal mengenai KKN yang akan dilaksanakan Minggu depan, Ravania langsung bergegas pulang.
Namun baru sampai di parkiran, ponselnya berbunyi nyaring. Terlihat nama Caka sebagai pemanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Couple
RomanceDi umur ke 26 tahun ini, Cakara Dewandaru atau yang kerap disapa Caka belum juga menemukan tambatan hatinya. Desakan perihal pernikahan selalu membuatnya lelah dan muak. Hingga suatu saat, ia berhasil menemukan seorang perempuan yang mampu menggeta...