26. Twenty Six

9.6K 563 3
                                    

Beberapa tahun kemudian.....

Ravania terdiam melihat buku nikah yang berada di tangannya. Masih tak menyangka jika hari ini benar-benar terjadi.  Akhirnya hari ini statusnya sudah berganti menjadi istri seorang Cakara Dewandaru.

Suara pintu yang dibuka membuat Ravania menolehkan kepalanya untuk melihat siapa yang masuk. Begitu mengetahui jika seseorang yang masuk ke dalam kamar adalah Caka, mendadak Ravania merasa gugup.

“Kamu kok belum mandi?”

Ravania gelagapan. Bahkan saking tak menyangkanya, ia sampai belum melepaskan semua aksesoris yang melekat di tubuhnya. Begitu juga make up yang memoles wajahnya. Padahal gaun yang dipakainya saat ini cukup ribet dan berat.

“Mas duluan aja, aku masih harus bersihin make up,” katanya yang berusaha mengurangi kegugupannya. Ravania berulang kali berusaha tak bersitatap dengan Caka karena merasa malu.

“Oke.”

Caka masuk ke dalam kamar mandi. Meninggalkan Ravania yang tiba-tiba merasa takut. Bayangan percakapannya dengan Silvia dan Satria pagi tadi berputar di kepalanya.

“Hati-hati lho, katanya sakit. Apalagi Lo kan baru pertama kali.”

Satria menatap Ravania dengan tatapan dalam. Mencoba meyakinkan Ravania tentang ucapannya tadi.

“Kamu jangan nakut-nakutin dong,” balas Ravania dengan wajah melas.

“Tapi kata orang-orang yang udah pernah emang sakit, Van.”

Kini Silvia pun ikut-ikutan mengompori. Dengan alis yang dinaik turunkan guna menggoda Ravania.

“Aduh aku takut! Kalau nanti malem aku tidur sama Ibu boleh gak ya?” tanya Ravania dengan panik.

Satria dan Silvia tertawa terbahak-bahak. Keduanya menertawakan ketakutan Ravania tentang malam setelah pernikahan.

“Lo mau biarin Caka tidur sendirian gitu? Gue yakin dia gak bakal bolehin Lo tidur sama orang lain.”

“Ya tapi kan----”

“Percaya deh, sakitnya gak bakalan selamanya.”

Ravania menggelengkan kepalanya seraya bergidik ngeri. Tanpa membuang waktu lama lagi, ia segera duduk di depan meja rias untuk membersihkan make up yang menempel di wajahnya.

Tak lama kemudian, Caka keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar dari sebelumnya. Dengan memakai kaos polos berwarna hitam dan celana pendek sebatas lutut.

Merasa wajahnya sudah bersih dari make up, Ravania segera berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

~|Unpredictable Couple|~

“Saya masih gak nyangka.”

“Kok masih pakai saya sih?” gerutu Ravania memprotes Caka yang masih berbicara formal padanya.

Caka terkekeh. Melingkarkan tangannya di pinggang Ravania yang kini sudah sah menjadi istrinya. Menghirup dalam-dalam aroma Ravania yang menjadi candunya.

“Terus mau pakai apa? Sayang?”

“Ya nggak gitu juga, pakai aku-kamu.”

Caka hanya bergumam sebagai jawaban. Sebelah tangannya yang menganggur mulai membelai lembut wajah Ravania yang terlihat cantik malam ini. Sebenarnya Ravania selalu cantik di matanya. Betapa beruntungnya ia mendapatkan wanita secantik dan sebaik Ravania. Bahkan ia masih tak percaya bahwa Ravania adalah jodohnya. Tuhan benar-benar membuat hidupnya sangat beruntung.

Unpredictable CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang