Caka dan Ravania berjalan bergandengan menuju pelaminan. Tempat dimana sepupu Caka dan suaminya berada.
“Happy wedding, semoga langgeng dan cepet punya anak,” ucap Caka seraya menyalami kedua mempelai.
“Thank you.”
Mata sepupu Caka melirik Ravania yang nampak canggung. Ia langsung menyalami Ravania.
“Calon Lo?”
Caka mengangguk. “Doain aja.”
“Pasti, semoga Lo cepet nyusul. Kasihan umur udah bertambah tapi belum punya pasangan.”
“Sialan!”
Setelah itu, Caka membawa Ravania untuk menuju stand makanan yang tersedia.
“Kamu mau apa? Biar saya ambilin.”
“Aku bingung, makanannya kelihatan enak semua.”
Caka tersenyum geli melihat Ravania yang memasang wajah masam. Tangannya terulur untuk mencubit pipi kekasihnya itu meskipun akhirnya langsung diberi tatapan tajam.
“Atau mau semuanya aja?”
Mata Ravania mendelik. “Enak aja, mau bikin aku malu di sini?”
“Cupcake?” tanya Caka seraya menyodorkan satu cupcake ke arah Ravania.
“Enak.”
Mendengar perkataan Ravania, Caka mencoba memakan cupcake yang tersedia. Dan memang benar rasanya sungguh nikmat.
Di tengah perbincangan keduanya, datang keluarga Caka yang mengenakan seragam sama dengan Caka dan Ravania.
“Kalian udah lama?” tanya Yunita seraya menatap anaknya dan Ravania.
“Belum kok.”
Adipatih bergeser untuk mendekati Ravania. “Kak, thanks ya buat waktu itu. Temen gue seneng sama kadonya.”
Mendengar itu, Ravania langsung tersenyum lebar. “Serius? Syukur deh kalau temenmu suka.”
Caka berdecak melihat interaksi keduanya yang begitu dekat. Ia langsung berdiri di tengah-tengah Ravania dan Adipatih.
“Ya elah bang, gue cuma mau ngucapin terima kasih. Sensi banget jadi orang.”
Caka tak membalas. Ia melingkarkan tangannya di pinggang Ravania. Tak lupa memberikan tatapan peringatan pada Adipatih untuk segera menjauh.
Melihat perilaku Caka tersebut, kedua orang tuanya tak bisa untuk tak tersenyum. Mereka bisa melihat bagaimana Caka menunjukkan rasa cintanya pada Ravania. Bisa melihat bagaimana sikap Caka yang benar-benar tulus untuk Ravania.
~|Unpredictable Couple|~
Hari ini, Caka pulang ke rumah atas paksaan Mamanya. Setelah mengantar Ravania pulang dan memastikan kekasihnya itu langsung beristirahat setelah pergi ke acara pernikahan sepupunya, ia langsung melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.
“Kamu kelihatan sayang banget sama Ravania.”
Caka yang baru saja ingin pergi ke dapur mengurungkan niatnya. Ia membalikkan tubuhnya dan langsung bisa melihat keberadaan Papanya yang berdiri di samping pilar.
“Aku emang sayang sama Ravania.”
“Syukurlah, jangan coba-coba buat nyakitin dia. Papa lihat dia gadis baik dan tulus.”
“Aku bahkan gak ada kepikiran sedikitpun buat nyakitin dia.”
“Papa pegang ucapan kamu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Couple
RomanceDi umur ke 26 tahun ini, Cakara Dewandaru atau yang kerap disapa Caka belum juga menemukan tambatan hatinya. Desakan perihal pernikahan selalu membuatnya lelah dan muak. Hingga suatu saat, ia berhasil menemukan seorang perempuan yang mampu menggeta...