20. Twenty

10.4K 657 1
                                    

Di sinilah Ravania berada, di sebuah rumah mewah bergaya modern yang tak lain adalah rumah milik keluarga Caka.

Perasaan Ravania saat ini?

Tentu saja gugup, tegang, dan takut menjadi satu. Bahkan sejak turun dari mobil Caka, Ravania tak berhenti menggenggam lengan kekasihnya itu.

“Jangan takut.”

Seakan mengerti kegelisahan Ravania, Caka terus menggumamkam kalimat-kalimat menenangkan yang nyatanya tak membuat Ravania tenang sama sekali. Tangannya sudah berkeringat dingin.

Begitu pintu utama dibuka, Ravania bisa melihat keadaan dalam rumah yang terkesan mewah. Dalam hatinya berdecak sebab membayangkan betapa kayanya keluarga Caka.

Nampaknya, kedatangan Caka dengan seorang perempuan di sampingnya membuat kedua orang tuanya terkejut. Terlebih lagi Mamanya yang berdiri dengan tatapan tak percaya.

“Kamu bawa siapa?” tanya Yunita seraya berjalan menghampiri keduanya.

Caka menyunggingkan senyumnya. Wajahnya tersirat kebanggaan sebab berhasil membawa seorang perempuan untuk dikenalkan sebagai pasangan.

“Pacar aku.”

Ravania langsung melepas genggaman tangannya di tangan Caka, ia beralih menyalami wanita paruh baya yang diyakini sebagai Mama Caka.

“Siang tante, saya Ravania,” ucapnya dengan pelan. Nada bicaranya terdengar gugup.

Yunita meneliti penampilan Ravania dari atas sampai bawah. Setelah itu, ia berdecak kagum.

“Gak sia-sia kamu jomblo bertahun-tahun, sekalinya dapet yang mirip bidadari kayak gini. Ayo masuk-masuk sayang.”

Yunita langsung membawa Ravania menjauh dari Caka. Meninggalkan laki-laki itu yang terdiam tak percaya. Tak lama, senyum Caka mengembang sempurna saat kehadiran Ravania diterima dengan sangat baik oleh keluarganya. Bahkan Mamanya mengenalkan satu per satu dengan begitu hebohnya.

~|Unpredictable Couple|~

“Jadi, kenapa kamu bisa mau sama anak tante? Dia gak maksa kamu buat jadi pacarnya, kan? Secara kamu cantik, pasti laki-laki seumuran kamu banyak yang naksir. Tapi kamu malah milih anak tante.”

“Ma,” peringat Caka dengan malas. Sejak tadi Yunita tak berhenti menggodanya di hadapan Ravania.

“Aku sukanya sama mas Caka, gimana dong tante?”

Mendengar itu, mau tak mau seluruh wajah Caka memerah. Laki-laki itu sampai memalingkan wajahnya agar Ravania maupun mamanya tak melihat wajahnya.

“Ada bagusnya juga, tante jadi punya menantu yang se-frekuensi nanti.”

Ternyata, pemikiran Ravania tentang keluarga Caka yang galak terpatahkan juga. Sebab kehadirannya begitu disambut hangat oleh keluarga Caka. Baik kedua orang tua ataupun adik-adik Caka memperlakukannya seperti keluarga sendiri.

“Tuh lihat, udah dapet perempuan yang cantik, baik, pinter, bisa masak, rajin jangan disia-siain. Awas aja sampai Ravania gak jadi menantu Mama, sampai kapanpun Mama gak restuin kamu sama perempuan lain.”

Caka memutar bola matanya jengah. “Dapetinnya aja penuh perjuangan, yakali mau dilepaskan gitu aja,” gumamnya dengan lirih.

“Kamu bisa buat kue juga?”

“Bisa tante.”

“Kue buatan Ravania enak banget, Ma. Aku pernah nyoba dan ketagihan.”

Unpredictable CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang