04. Four

14.9K 894 11
                                    

ABSEN ASKOT KALIAN SINI!!!!

Hal yang paling dibenci oleh Caka ketika menghadiri acara keluarga seperti ini ada dicerca pertanyaan seputar pasangan. Padahal hampir seluruh keluarga besarnya tahu bahwa Caka merupakan sosok yang terlalu pemilih dalam hal mencari pasangan hidup. Apalagi, pernikahan bukanlah hal yang patut dijadikan ajang pamer dan saingan.

“Sendiri?”

Caka mendongak. Begitu melihat salah satu sepupu yang datang dengan istrinya ia mengangguk. Tak lupa disertai dengan senyum tipis sebagai bentuk kesopanan.

Caka merutuk dalam hati. Jika tidak dipaksa oleh Mamanya, mana mau ia pergi ke acara ini. Lebih baik ia berdiam diri di rumah ataupun keluar dengan Satria. Ah pasti Satria sedang keluar dengan pacarnya.

Semua orang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ada yang sibuk berbincang, sibuk makan, ataupun hanya sibuk bermain ponsel. Caka salah satunya.

Jemarinya menggulir percakapan antara dirinya dan Ravania tadi. Ia tak akan pernah melupakan hari ini. Hari dimana untuk pertama kalinya ia merasa dekat dengan Ravania. Meskipun hanya sebatas chattingan.

Ravania Sajani

Saya udah umur 20 tahun hehe.

Oh ya? Tapi kamu kelihatan masih muda lho, kayak bukan perempuan yang umurnya 20 tahun..

Mas Caka bisa aja

Saya serius.
By the way, kamu sering ke Cemal-Cemil?

Sering. Apalagi kalau banyak tugas, saya sering ngerjain di Cemal-Cemil.

Sendirian?

Iya. Memangnya kenapa, mas?

Gak papa kok. Ini udah malam, kamu gak tidur?

Sebentar lagi mas, saya masih nunggu temen saya yang lagi keluar.

Good night.

Caka tersenyum lebar. Ia terlalu sibuk dengan dunianya sendiri tanpa menyadari jika gerak-geriknya disaksikan langsung oleh kedua adiknya.

“Menurut Lo, bang Caka kenapa senyum-senyum sendiri sambil lihatin hp gitu?” tanya Adipatih pada Radit.

“Punya pacar kali.”

“Emang ada yang mau sama bang Caka?”

Radit memutar bola matanya malas. Tangannya terulur untuk menjitak kepala Adipatih guna menyalurkan kekesalannya.

“Sebenernya banyak yang suka sama bang Caka, tapi orangnya aja yang sok cuek kalau di depan cewek. Temen gue aja banyak yang minta nomornya bang Caka,” tutur Radit panjang lebar. Kadang ia pun merasa heran dengan kakak laki-lakinya itu, sebab di umurnya yang hampir menginjak kepala 3 belum juga menemukan pendamping hidup. Padahal jika dilihat-lihat, tampang kakaknya itu lumayan tampan, hartanya pun banyak untuk menghidupi anak dan istrinya kelak.

“Terus Lo kasih?”

”Enggak, gue kasih nomor RT komplek kita.”

“Anjir Lo bang, kocak banget.” Adipatih tertawa cukup kencang. Hingga berhasil mengundang perhatian beberapa tamu yang hadir.

Unpredictable CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang