TO GREEN TABLE

23 15 1
                                        

"Siapa tuh za?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa tuh za?. " tanya marvel.
"Pengacara gue, buat kasus ini. Because kasus ini tlah memakan korban. " ucap rayza.
"JIAKHH KEREN LO BRO!! PAKE PENGACARA. " ucap Excel.
"Oh ya, hpnya intan lo bawa kan fa?. " tanya rayza.
"Iyyaa, gue bawa. Tapii emm gimana yahh.. " ucapku.
"Gimana apanya?. " tanya rayza.
"Hpnya gabisa dibuka zaa. " ucapku merengek.
"Bawa sini hpnya. " perintah rayza, aku pun memberikan hp intan kepada rayza.
"Tanggal lahir intan?. " tanya rayza
"25-09." Ucapku.
Dan sandi hp intan pun terbuka, dengan cepat dan tepat.
" Intan kemarin suruh buka, mungkin ada petunjuk. " ucapku.
Rayza membuka galeri dan voice record di hp intan.
"Gue nemu nih, vn yang agak mencurigakan. " ucap rayza.

Rayza memutar vn itu, kemudian betapa terkejutnya ia. Mendengar suara pamannya, menggelegar dan penuh dengan dendam.
Ia melotot tak percaya, pamannya begitu membencinya, padahal keluarga yonaga tak pernah sekali pun menyakiti pamannya itu.

Rayza yang syok tertunduk lemas, aku mencoba menguatkan rayza. Marvel dan excel juga menguatkannya,
"Udahh buruan yuk ke pengadilan. " ucap marvel
"It's ok bro, lo udah bener ngelakuin ini. " ucap excel.

Akhirnya kami ber 4 pergi ke pengadilan untuk menyerahkan beberapa barang bukti, aku sempat melihat paman rayza sang politikus itu juga membawa pengacara, sepertinya persaingan akan sangat ketat untuk ini.

Setelah menyerahkan barang bukti,
Aku Marvel Excel dan Rayza pergi ke pantai. Yapp, rayza mencoba memberiku ketenangan di pantai, aku sangat suka laut dan ombak, mereka membuatku tenang.

"Faaa awass, jangan nengahh nengahhh!! Nanti kebawa ombak!!. " ucap rayza khawatir.
"Enggak nengah zaa!. " ucapku tanpa ragu-ragu.
Aku merasa tenang, seolah ombak ini menghanyutkan ku pada rasa sunyi dan sendiri. Deburannya membawaku hampir menuju titik tengah laut, lalu

BYURRRR

Aku tercebur ke dalam laut, rayza segera menghampiriku dengan sangat cemas. Ia langsung menolongku yang hampir tenggelam sangat dalam.
"Uhuuukk." Aku tersedak air laut.
"Faaa bangunn, lo itu yaa!! Dibilangin bandel sih. " ucap rayza menepuk nepuk pipiku.
"Bawa ke RS aja za. " ucap excel.
"Enggak mau, gue mau nyanyiin sidang. " ucapku.
"Buat apa? Lo mau nyaksiin sidang buat apa??. " tanya rayza.
"Gue mau intan puas!. " ucapku dengan nada agak bersemangat.
Rayza hanya menggeleng,
"Bangunn dah, ganti baju sana!! . " perintah rayza.
Aku segera menurutinya, setelah aku berganti baju . Rayza mengajakku untuk kontrol kondisi di RS, dan hasilnya ... Penyakit ku kambuh, seperti biasaa, sangat biasaa.
Rayza menatapku, sepertinya ia sedikit marah.
"Kenapaa lo gabisa jaga diri sih!?. " ucap rayza.
"Udah biasa zaa. " ucapku tak khawatir.
"Why? Kambuh lagi dia?. " tanya marvel
"Iya nih!!, entah kenapaa dia itu seneng banget nyakitin diri sendiri. " ucap rayza,
"Pokoknya, lo harus dalam pengawasan gue sekarang. " ucapnya lagi.
Aku hanya tersenyum seperti tak ada beban, mau gimana lagi? Cewe penyakitan kan bisanya cuma nyusahin!, kayak gue ke matrix gang.

Setelah dari rumah sakit, rayza mengantarku pulang ke asrama.

Sesampainya di asrama...
"Buruan naik, trus makan. " ucap rayza menodongkan chiken katsu yang ia beli.
"Iyya iyya zaa. See you. " ucapku lalu pergi ke kamar asramaku.
Aku pergi meningggalkan rayza, menuju kamarku yang bersih dan sunyi. Aku menidurkan tubuhku, merasa sangat lelah untuk beraktifitas.

TOK TOK TOK

Suara ketukan terdengar dari pintu kamarku, aku membukanya. Terlihat sosok wanita itu lagi, siapa lagi kalau bukan wiya.
"Lo mau ngapain kesini? Cari ribut? Maaf ga ada waktu. " ucapku segera menutup kembali pintu kamarku.
"Woy bangsat, gue mau minta lo bebasin indra sama valen. " ucapnya menantang.
"Ohh lo beranggapan kalau mereka bener? Otak lu kemana bodoh?. " ucap ku ketus.
"Yang salah kan politikus itu, kenapa lo menjarain mereka juga?. " ucap wiya dengan nada tinggi.
Aku yang malas menanggapi, langsung menutup pintu kamarku, siall masih saja terdengar jeritannya yang sangat menyebalkan.

Aku berjalan menuju balkon, menikmati angin sepoi-sepoi disana, aku melihat seperti gerombolan geng motor, siapa lagi mereka? Jenong gang? Seperti nya memang jenong gang. Mereka mengawasiku dengan jeli. Aku menutup rapat-rapat jendela dan gorden.

Sementara itu, rayza beserta matrix gang harus pergi ke persidangan untuk memproses kasus intan. Yahh sembari dikawal oleh pengacara,
"Buktinya cukup kuat?. " tanya rayza pada sangat pengacara.
"Cukup kuat tuan, saya bisa membuat mereka menerima hukuman lebih berat. " ucap pengacara tersenyum pada rayza.

10 menit kemudian...

Rayza mulai memasuki meja hijau, ia menjadi saksi, sekaligus pelapor, ia melihat pamannya yang telah mengenakan baju tahanan, belum puas sampai disitu, ia juga akan memenjarakan anggota jenong gang.

Persidangan ini berjalan cukup lama, sekitar 2 jam,

"Persidangan dilanjutkan esok, pada pukul 16.00 WIB. " ucap hakim lalu pergi dari meja miliknya.

Rayza dan anggota matrix gang pergi keluar, mereka belum lega, karna keputusannya baru akan diambil esok hari.

KEESOKAN HARINYA... Pukul 16.00 WIB

Rayza dan anggota matrix gang telah bersiap mendengar keputusan hakim, dann..

"Keputusan dari hakim, tergugat dikenai pidana seumur hidup penjara, sedangkan anggota gang dikenai hukuman 3 tahun penjara. Dengan ini persidangan selesai. " TOK TOK TOK ucap hakim lalu memukulkan palu nya.

Wiya dan melisa merasa sedih, tangis mereka pecah ketika keputusan hakim berpihak pada rayza, yara yang juga hadir menatap sekilas wiya dan melisa. Kemudian ia mendatangi dia sahabatnya itu untuk menenangkan nya,
"Keputusan hakim udah bulat, tolong Terima keputusannya dengan lapang dada ya. " ucap yara mengusap punggung wiya.
"Paan sih lo, let's break up sahabatan kita. Lo ga ada berpihak sama kita. " ucap wiya menepis tangan yara.
"Iya, lo sama sekali ga ada perasaan, bela teros pacar lo anj***." Ucap melisa, yara shock karna sahabatnya memperlakukan nya dengan tak baik.
"Udah cukup, Terima lah bego keputusan hakim udh yang terbaik. " ucap Arya yang berada dibelakang yara. Melisa dan wiya berdecak sebal bercampur tangis, mereka pun pergi meninggalkan matrix gang.

Rayza menatap indra dan valent kemudian menghembuskan nafas lega, akhirnya keadilan berlaku untuk keluarga yonaga, almh. Intan, dan juga untuk matrix gang.

Rayza bergegas menuju ke asrama nifa, ia menghubungi nifa dengan raut wajah berbunga bunga.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aksara Nifa [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang