“Bukankah terlalu egois kalau gue ngerebut dia dari Tuhan-nya?”
***
Gibran dan Shaka saling melempar pandang, kemudian netranya bergeser ke arah pemuda yang sedari tadi tersenyum-senyum sendiri. Bahkan dia yang tidak biasa menampakan senyumannya kini tersenyum lebar. Pemandangan yang tak biasa. Shaka takut jika sahabatnya sedang dirasuki jin di rumah si kembar. Lantas, Shaka menempelkan punggung tangan ke dahi Nakula.
“Nggak panas, sih. Aman.” gumam Shaka sambil menatap Gibran.
“Woi, La! Sadar! Sumpah jangan bikin gue merinding lah.” Shaka mengguncang bahu Nakula, membuat sang empu kembali dari alam sadar dan berdecak.
“Apa sih.” ketus Nakula.
“Lo kenapa dah, senyam-senyum sendiri kaya lagi kesurupan.” tanya Gibran dengan alis menyatu, bulu kuduknya ikut meremang.
“Cantik.” puji Nakula
“Astagfirullah!” refleks Shaka mengelus dadanya. Kemudian dia menekan dahi, bahu kiri, bahu kanan, dada, mengepalkan dada dan memejamkan mata. “Maafkan hamba, Ya Tuhan Yesus, sumpah hamba gak sengaja. Hamba khilaf.”
“Heh! Jangan ngadi-ngadi lo kalau ngomong! Gue cowok, suek!” Gibran menggeplak bahu Nakula, menyadarkan cowo itu.
“Ck, berisik. Lagian siapa yang bilang kalian cantik? Najis.” lirik Nakula skeptis.
“Ya terus ngapain lo ngelamun, senyam-senyum sendiri sambil bilang cantik, kaya lagi jatuh cinta aja.”
“Sepertinya begitu.” jawab Nakula membuat Gibran dan Shaka terdiam.
“Benaran lo lagi jatuh cinta? Sama Aisyah?” tebakan Shaka langsung dibalas deheman Nakula.
Tatapan pemuda itu menerawang ke depan. Siaran kartun dalam layar televisi dianggurkan begitu saja. Bahkan cemilan yang ada ditangan Shaka kini terongok diatas meja. Mereka begitu terkejut mendengar pernyataan Nakula. Nakula yang tidak pernah merasakan apa itu cinta dari seorang perempuan dan kini pemuda itu tengah di mabuk cinta pada seorang gadis yang berbeda keyakinan itu.
“G-gimana ceritanya?”
“Panjang.”
“Lo—wah, gue gak bisa berkata-kata lagi.” Gibran meraup wajahnya. “Dude, Aisyah seorang muslim loh.”
“Ya terus, kenapa?” Nakula melunturkan senyuman lalu melirik Gibran. “Emang kalau suka sama seseorang harus pandang keyakinan dulu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakulaisyah
SpiritualAisyah memiliki trauma tentang mengenal seorang pria. Dimana di hari kelulusan yang seharusnya menjadi hari paling membahagiakan Aisyah justru mendapatkan pelecehan seksual dari lelaki yang pernah disukainya. Lalu sebuah tragedi menimpanya dan membu...