Nakulaisyah 36

300 19 6
                                    

Dari dalam mobil Aisyah melihat sebuah papan nama yang terpampang diatasnya bertuliskan 'Marine Life Aquarium'. Ketika Aisyah hendak keluar bersama lelaki itu, Nakula mencegahnya. Dari dalam Aisyah memperhatikan Nakula yang sedang mengitari setengah badan mobil lalu membuka pintu penumpang.

Dengan senyuman manis yang terpampang diwajahnya Nakula menyuruh Aisyah bergegas.

“Ayo turun,”

Aisyah benar-benar diperlukan layaknya tuan putri oleh lelaki itu. Hal itulah yang membuat Aisyah merasa tidak nyaman. Ia seolah sedang mengkhianati Nesta. Nesta menyukai Nakula. Tapi Aisyah justru jalan berdua dengan Nakula. Alih-alih merasa gelisah Aisyah dibuat berbinar melihat banyaknya ikan-ikan yang ada di dalam tabung berukuran besar itu.

“Ini... ini—cantik banget, Masya Allah!”

Dari samping Nakula menoleh ke arah gadis itu, senyumannya sejak tadi sama sekali tidak luntur. Apalagi melihat gadisnya itu terlihat sangat bahagia di ajakannya kesini. Syukurlah, plan yang ia susun sebelum pulang dari Brazil berhasil.

“Suka?”

Aisyah mengangguk. “Semua yang berbau laut saya suka!”

“Saya suka pantai, harumnya air laut, dan seisinya. Semuanya saya suka!” sambung gadis itu.

“Itu baru 5% nya. Kita nggak tau apa isi laut sebenarnya dalam kalkulasi 100% nya. Mungkin nggak seindah yang lo pikirin. Disini, dalam aquarium ini cuma sebagian isinya aja. Tapi syukur deh kalau lo suka.” jawab Nakula.

Aisyah tidak mengerti mengapa Nakula tiba-tiba mengajaknya kesini tanpa memberi tahunya terlebih dahulu. Tapi apapun itu, Aisyah sangat menikmatinya. Dulu dia pernah kesini bersama Ayah dan Ibu. Tapi sejak Ayah tiada, Ibu tidak sempat mengajaknya berlibur karena harus banting tulang menggantikan peran Ayah dalam keluarga.

“Saya jadi teringat Ayah saya. Dulu dia suka sekali ajak saya entah itu menyusuri pantai, ke aquarium, atau pameran yang bertema lautan. Satu-satunya ciptaan Tuhan yang paling indah dan paling menakjubkan itu laut. Tapi disisi lain laut juga banyak teka-teki. Seperti apa yang kamu katakan tadi, kita nggak tau isi laut sepenuhnya. Yang kita tau cuma 5% dari 100% nya. Laut juga punya cerita mistis!” Aisyah memandang ke depan, mengarah ke tabung kaca raksasa berisi berbagai jenis hewan laut.

“Tengah laut itu kerajaan jblis.” sekilas Aisyah melirik Nakula yang ternyata lelaki itu juga tengah menatapnya penuh.

“Rumor has it!” sela Nakula. Dimata Nakula semua laut itu indah, cantik, dan alami. Kecuali ia pernah mendengar cerita dongeng yang pernah diceritakan oleh Mamanya jika lautan adalah saran siren, baru Nakula percaya.

“Terserah jika kamu nggak percaya. Tapi dalam  Islam, setelah iblis datang ke bumi mereka membangun singgasananya di tengah lautan. Wallahualam, hanya Allah yang tahu kebenarannya,”

“Makanya banyak sekali korban jiwa yang mati disana. Entah dari korban pesawat, kapal tempur, kapal selam atau kelalaian kita sebagai makhluk yang cuma numpang untuk sekedar menikmati indahnya alam. Tapi anehnya saya suka suasana laut. Begitu menenangkan.” Aisyah menyentuh tabung kaca itu seraya tersenyum. Senyuman yang labih manis dari sebelumnya sampai Nakula sendiri terpesona. Dengan gerakan gesit, Nakula mengambil ponselnya, lalu menuju aplikasi kamera dan memotret Aisyah dengan gaya candid.

Lelaki itu tersenyum puas dengan hasilnya.

Baru kali ini Nakula melihat gadis itu tersenyum begitu tulus, cantik dan nyaman dipandang. Sampai-sampai jantung Nakula berdebar kencang saking terpesonanya dengan senyuman Aisyah. Jika gadis itu merasa bahagia karena Nakula sudah mengajaknya kesini artinya ada sedikit kemajuan. Nakula berhasil menciptakan sebuah senyuman yang indah itu.

NakulaisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang