Nakulaisyah 25

436 41 1
                                    

Segala hal mungkin saja bisa dibeli dengan uang. Akan tetapi, uang tidak akan bisa dibawa sampai mati.

***

Mencium aroma buku-buku di bawah tenangnya suara mesin pendingin ruangan adalah suatu hal yang paling menenangkan dalam seumur hidupnya. Penanya menari indah di atas kertas putih berisi materi-materi yang ia ringkas dari buku paket yang ia ambil dari rak buku. Telinganya tersumpal earphone. Lagu yang di bawakan oleh Gavin Luke - What My Come melantun indah dalam indera pendengarannya. Tiada lengah sedikit pun matanya beralih dari buku catatan dan buku paket di hadapannya.

Nakula memilih bangku pojok untuk belajar sendirian. Walaupun perpustakaan suasananya sangat tenang dan senyap, ia tetap tidak menyukai keberadaan mereka. Nakula lebih memilih mojok di bawah AC seraya mendengarkan musik melalui earphone. Sesekali ia mengetuk pelipis dan memainkan penanya. Ujian kenaikan kelas diadakan sebentar lagi. Maka dari itu ia harus lebih giat belajar agar nilainya tidak turun dan juga ia harus berada di ranking satu. Walaupun ada seseorang yang mampu mengalahkannya tapi Nakula tidak akan lengah. Sekalipun orang itu adalah orang yang sangat dia sukai. 

Sesaat Nakula meregangkan otot-otot yang mulai kaku kemudian melanjutkan kembali merangkai materi, matanya tak sengaja menangkap siluet seorang gadis yang sedang kesusahan mengambil buku di rak paling tinggi. Tubuhnya yang mungil melompat bagai kelinci yang sedang meraih makanannya dari tangan sang Tuan. Tawa kecilnya berderai tatkala melihat gadis itu mulai kesal karena tak berhasil meraih buku tersebut.

Batinya berkata. Ah, imutnya.

Selama beberapa menit ia menyaksikan tingkah lucu gadis itu akhirnya kakinya mulai melangkah mendekatinya. Jika di dalam novel, film atau drama korea mereka saat ini tengah memeragakan adegan romantis dimana seorang laki-laki memeluk seorang gadis dari belakang. Tangan panjangnya meraih sebuah buku yang berada di rak paling tinggi. Ia hampir mengikis jarak jika saja ia lupa gadis itu sangat tidak menyukai sentuhan fisik. Ia juga bisa mendengar degup jantung yang mendebar dari gadis itu. 

"Kalau susah, di sana ada kursi. Jangan mempersulit diri dong." bisiknya di samping daun telinga gadis itu.

"Asagfirullahaladzim, jaga jarak!!" 

Plak

"A-aduh ... gila, sakit woi!" 

Refleks Aisyah memutar tubuhnya dan memukul lelaki itu tepat mengenai wajahnya menggunakan buku yang ia genggam.  Keningnya mengernyit tak suka atas apa yang Nakula lakukan padanya barusan.

"Itu siapa yang berisik di sana ya?" suara khas wanita berumur kepala 5 menginstrupsi.

Keduanya menoleh secara bersamaan. Nakula menaruh jari telunjuk di depan mulutnya. Menyuruh Aisyah untuk tidak bersuara. Tanpa aba-aba, Nakula menarik lengan Aisyah ke bangkunya. Di tarik dengan sengaja tentu membuat Aisyah semakin murka. Seenaknya Nakula menyentuhnya. 

NakulaisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang