Langit siang hari ini tampak terlihat sangat cerah. Secerah senyuman para murid berbondong-bondong keluar dari sekolah dengan suasana hati lega. Setelah remidial selesai sekolah memperbolehkan murid-muridnya pulang karena sudah tidak ada lagi kegiatan di sekolah. Namun masih ada beberapa murid yang memilih menetap di sekolah sampai sore.
Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan mereka nongkrong di dekat ruang OSIS dan ada juga yang bermain, nongkrong di tribun sekolah dan ada juga yang sedang jajan di kantin atau sekedar berbincang ringan membahas rencana liburan sekolah.
Seraya menunggu angkutan umum tiba Nesta menemani Aisyah di halte dekat sekolah.
"Hah, besok udah libur ya. Lo ada rencana mau kemana liburan dua minggu kedepan?" tanya Nesta sambil mengayunkan kakinya.
Berbicara tentang liburan, Aisyah ada rencana mencari kerja sambilan demi mengisi waktu luangnya sekaligus membantu Ibu. Aisyah juga sudah berjanji pada Tegar jika dia akan membawa adiknya pergi ke pantai. Jadi mulai besok Aisyah harus mencari lowongan pekerjaan.
"Aku mau nyari kerja sambilan, Nes. Kira-kira kamu tau nggak ada lowongan kerja dimana?"
"Lo mau kerja sambilan? Sekolah kasih kita libur dua minggu loh, Syah. Lo gak mau gunain waktu liburan lo dengan pergi kemana gitu?"
Mengukir senyum, Aisyah lantas menjawab. "Nes, aku miskin. Nggak punya uang buat pergi liburan. Aku juga udah janji sama Tegar mau bawa dia ke pantai jadi aku harus kumpulin uang gimanapun caranya." seketika Nesta terdiam.
"Kamu sendiri, gimana?"
Nesta memperhatikan kaki jenjangnya yang sedang mengayun itu. "Keluarga ada rencana liburan sih."
"Enak dong! Nanti pulangnya jangan lupa bawain aku oleh-oleh ya!" gurau Aisyah dengan menyenggol lengan Nesta.
Kepalanya menadah ke atas melihat langit yang tampak biru sambil menghela napas panjang. Melewati ekor matanya Aisyah melihat Nesta yang tampak cenderung diam. Keduanyanya memilih bungkam setelah bergurau beberapa saat yang lalu. Diamnya Nesta membuat Aisyah berpikir jika gadis itu merasa kasihan kepadanya. Walaupun Aisyah miskin dan tidak punya uang, dia sama sekali tidak suka dipandang iba oleh orang lain.
"Nes, walaupun aku miskin nggak punya uang banyak kaya kamu. Tapi aku selau bersyukur dan berterimakasih sama Allah. Aku punya ibu, adik, dan sahabat yang baiikk banget kaya kamu. Kadang setiap kali aku jalan sama kamu, aku takut kamu malu deketan sama aku."
"Nggak! Kenapa gue harus malu punya sahabat kaya lo? Gue cuma—" sela Nesta.
"Kasihan sama keadaan aku?" tebak Aisyah.
"Aku nggak butuh belas kasihan orang, Nes. Aku nggak mau kamu pandang aku sebelah mata aja. Kalau dilihat kaya gitu, aku jadi ngerasa bahwa diri aku nggak berdaya tanpa kamu." ujar Aisyah. "Liburan ini aku mau cari kerja sekaligus bantu Ibu nyari uang buat bayar hutang-hutang Ayah. Doain ya, semoga ada loker kosong buat aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakulaisyah
SpiritualAisyah memiliki trauma tentang mengenal seorang pria. Dimana di hari kelulusan yang seharusnya menjadi hari paling membahagiakan Aisyah justru mendapatkan pelecehan seksual dari lelaki yang pernah disukainya. Lalu sebuah tragedi menimpanya dan membu...