Nakulaisyah|| Resendariya Kienan Leonidas

331 20 3
                                    

"Dean sama Kienan berantem! Dean sama Kienan berantem!!"

Kantin yang semula berisik penuh obrolan, dentingan peralatan makan dan suara gitar berubah ricuh. Semua orang berlari mendekati orang itu ada juga yang sudah keluar karena sudah tahu dimana letak pertikaian dua lelaki yang tidak punya rasa keakraban itu.

"Dimana? Dimana?"

"Lapangan!"

Kini lapangan SMP Citra Abadi dipenuhi para murid. Lapangan hampir saja penuh hanya diisi oleh murid yang ingin melihat pertengkaran antara Kienan dan Dean. Semua orang tahu bahwa keduanya tidak akur. Dean yang membenci Kienan karena dia lebih populer darinya sedangkan Kienan benci anak orang kaya yang bertindak semaunya seperti Dean. Pertikaian itu dimulai saat Dean—secara sengaja menumpahkan minumannya di atas kepala Kienan yang sedang duduk tenang di lapangan. Seketika emosi Kienan tersulut tatkala Dean juga menyebut Kienan lahir dari darah pengedar narkoba.

Tubuh Dean tepat dibawah kungkungan Kienan. Dia sama sekali tidak diberi celah untuk membalas pukulan Kienan. Mata lelaki yang ada diatasnya benar-benar dipenuhi kabut amarah. Kienan tidak suka seseorang menyenggol soal keluarganya sekalipun mereka tahu Kienan lahir dari keluarga yang terbilang sudah berantakan. Ibunya pergi meninggalkannya, Ayahnya masuk penjara untuk yang kesekian kalinya karena kasus sebagai pengedar narkoba.

"Lepas!" Dean mencengkeram lengan Kienan yang kini tengah mencekik lehernya dengan kuat. Hampir saja Dean kehilangan napas jika saja dia tidak segera membalikan posisi menjadi diatas Kienan, menduduki perut Kienan dan membalas pukulan Kienan.

Kienan berusaha melindungi mukanya menggunakan lengannya saat Dean mulai menghajarnya membabi buta. Tidak terima, Kienan meludah darah tepat di wajah Dean kemudian mengubah posisinya kembali.

"Anak mami kaya lo nggak usah sok! Lo cuma menang duit ortu doang disini!"

Dean menyeringai, "Daripada lo anak narkoba!" balasnya.

"Bangsat!"

Kienan tidak akan semarah ini jika tidak ada yang menyenggolnya. Tetapi Dean, selalu saja dia menyulut emosinya. Semua orang mulai bertaruh pada dua pemuda itu. Siapa yang menang maka akan mendapatkan uang hasil taruhan mereka.

"Gue bertaruh 150 buat Kienan."

"Gue 300 buat Dean!"

Padahal mereka semua tahu hasil dari kericuhan itu akan dimenangkan oleh siapa. Hampir setiap hari tidak ada habisnya Kienan dan Dean selalu bertengkar. Pada akhirnya juga semua masalah hanya akan berakhir di Kienan. Orang yang tidak punya kuasa akan selalu disalahkan dan dipandang sebelah mata. Padahal semua inti penyebab kericuhan itu terjadi karena Dean sudah berani menyulut emosinya.

"Gue paling benci orang kaya kaya lo!" ujar Kienan. "Orang yang sok berkuasa padahal masih pake duit orangtua!"

"Lo pikir gue nggak? Gue lebih benci sama lo. Harusnya lo mati aja! Orang kaya lo nggak dibutuhkan di dunia ini. Oh, atau jangan-jangan nyokap lo gagal gugurin kandungannya karena terlalu sayang ya? Padahal lo nggak ada bedanya dari sekedar sampah! Bau, bikin penyakit, merusak mata!" kelakar Dean.

"Udah gitu dapet bapak doyan narkoba. Nggak lo, nggak keluarga lo semuanya kotor." Dean terkekeh melihat wajah Kienan semakin memerah. Merah karena ia benar-benar dibawah kendalinya.

"Lo emang bajingan tengik, Dean."

"Ngomongin diri sendiri, huh?" Dean mengernyit sambil tersenyum remeh.

"Bangsat!"

Mereka saling memukul, menendang, sampai merusak fasilitas sekolah. Luka pukul yang kemarin saja masih belum kering. Ini lagi semakin ditimbun lukanya akan semakin melebar. Wajah keduanya sudah babak belur namun tidak ada satupun dari mereka yang mengalah jika saja guru kesiswaan dan guru BK datang untuk melerai mereka berdua maka perkelahian itu akan terus berlanjut sampai salah satu dari mereka jatuh pingsan. Kienan dan Dean lagi dan lagi digiring ke ruang BK. Dalam catatan sudah banyak sekali nama Kienan dan Dean tercantum dengan tinta merah. Banyak pelanggaran-pelanggaran yang mereka perbuat khusunya merusak fasilitas sekolah.

NakulaisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang