25. The Heart Wants What is Wants

66 12 3
                                    

Adriana

Sudah 11 hari aku tidak bertemu dengan cowok yang membuatku kesal sekaligus geregetan. Jujur saja aku gelisah, perasaanku mengatakan akan terjadi sesuatu yang besar hari ini.

Aku dan Ashley kaget, ketika Bernard menyambut kami dengan gembira--saat gerbang rumah Ryker di buka. Ternyata dia sedang mengunjungi adik bungsunya yang bernama Collin, penjaga rumah ini.

Bernard bilang kalau pekerjaan tetapnya adalah bouncer di JIM. Namun saat THEme membutuhkannya, dia langsung berubah menjadi bodyguard. Kami memberikan satu dus kue untuk Bernard dan Collin... mereka berterima kasih dan tersenyum kikuk sambil mengingatkan kalau ada pesta di dalam.

Aku dan Ashley berpandangan... ya, pasti ada orgy party lagi.

Ketika aku mendorong pintu rumah Ryker yang sudah terbuka, jantungku mulai berdebar kencang... apalagi saat mendengar musik kelab yang berdentam-dentam, kakiku mulai bergetar, takut Ryker... Ashley memegang erat tanganku. "Ash kau okay, kan?" tanyaku, masih berdiri di ruangan tamu.

"Kita..." Ashley mengembuskan napas, "belum melihat cowok-cowoknya, tapi sapi-sapinya sudah berkeliling."

Pandanganku tertuju pada dua orang cewek di ruangan TV. "Ya ampun si pirang itu yang menggangguku di dapur rupanya."

"Apa?" tanya Ashley.

Aku mengeraskan suaraku. "Itu si pirang yang menggangguku--waktu Ryker membuatkan makanan untukku. Well, menurut bahasamu, mereka sapi-sapi ya?"

Ashley nyengir. "Iya," dia juga mengeraskan nada bicaranya, "dengan payudara dan bibir silikonnya, mengembang seperti sapi."

Aku tertawa geli. "Ash, kalau kau yang pertama kali melihat Ryker sedang macam-macam, aku mau... kau langsung ajak aku pergi."

"Kau nggak pakai lensa kontak, kan? Bukannya kau bawa kacamata?"

"Nih, ada di tas." Aku menepuk-nepuk tas selempang LV-ku. "Perasaanku tidak enak. kalau sampai ada apa-apa, lebih baik kau yang lihat duluan, aku tidak mau..." aku tidak bisa meneruskan omonganku.

Ashley meremas tanganku sambil mengangguk.

Lagu "Lean On" terdengar jelas di telingaku, ketika kami berhenti di anak tangga ketiga--menuju lantai dua. Aku menyukai lagu ini, tapi dari genggaman tangan Ashley yang mengetat di tanganku, aku benar-benar tidak menyukai apa yang akan dikatakannya. Aku bergetar, napasku juga tidak teratur, tapi aku penasaran. "Kau melihat siapa, Ash?"

"Hemi dengan dua sapi yang sedang menciumi dada dan lehernya, tangan mereka memegang kejantanannya. Di pojok sofa, ada Juan Jose--sapinya sedang lap dance di depannya. Nah itu ada cewek gila yang sempat bertengkar denganku--waktu pertama kali ke sini. Dia sedang mem-blowjob Tay--"

Aku terkesiap. "Taylor sedang di blowjob?"

"Sebenarnya aku sudah tahu dari Sean... tapi aku ingin kau melihatnya sendiri. Kau bilang Hemi suka padaku, tapi lihat sekarang?"

"Ash, masih banyak pejantan setia di LA." Aku tersenyum dan merangkul bahunya. "Sudahlah, aku mau mencari Ryker."

"Kau... biasa saja melihat Taylor, begitu?" tanya Ashley dengan tampang konyol tak percayanya.

Aku mengedikkan bahu. "Aku sih, sudah tahu dia bakalan begitu... lagi pula aku teleponan dengan dia, kan ingin tahu kabar Ryker juga."

"Ya Tuhan, kau membuatku dag dig dug, tahu! Kupikir lepas dari Ryker--"

"Hey Adriana, Ashley... bukannya kalian pulang besok?" tanya Juan Jose dengan rambut pirang acak-acakannya--sedang berjalan menghampiri kami di tangga.

In Bed with a RockerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang