8. Riangel

4.4K 181 2
                                        


Wattpad error berat. Ada 10 chapter ilang nggak jelas. Imbasnya view aku berkurang n' Pe-er update chapter baru.

Sabar... sabar...

Kalo ada kata yang seharusnya ditulis miring, tapi nggak ketulis miring... Sori itu imbas chapter ilang n' aku gak sempet ngedit lg.

Bab ini 2000 kata loh, tinggalin jejak buat Jade yah... Makasih, Darlin....

🎸


Adriana

"Kau sudah siap, Seksi?" tanya Taylor dengan senyuman yang dapat membuat cewek memelorotkan celana dalam mereka.

Aku membalasnya dengan senyuman yang selalu membuat cowok-cowok menjulurkan lidah seketika.

Taylor terkesiap, lalu menyeringai. Tangannya mengelus pipiku, bibirnya mengecup bibirku...

Sekali.

Dua kali.

Lalu mulai mencium dan memagut bibirku, dan berlama-lama mengisap bibir bawahku. Rasa mulut Taylor campuran tembakau, wiski dan mint; aku pun mulai memagut balik bibir tipisnya... dan dia mengerang.

Ciuman Taylor ternyata menyenangkan.

Tangannya memegang pinggulku, menekankan kejantanannya padaku; aku langsung mengakhiri ciumannya. Aku tidak mau dia menggesekkan kejantanannya di depan semua orang.

"Kurasa sudah cukup, Taylor." Aku mengedipkan sebelah mataku; yang langsung dibalas dengan senyuman yang manis.

Wow, Taylor punya lesung di salah satu pipinya. Terlalu manis untuk wajahnya yang sudah tampan.

"Bagaimana ciumanku, Cantik? Kau suka?" tanya Taylor.

Ruangan penuh dengan erangan.

"Kau percaya diri banget, ya?" kekehku.

Juan Jose menepuk bahu Taylor. "Dia penuh dengan dirinya sendiri."

Taylor berdecak. "Bukannya kau yang lebih bangga dengan diri sendiri?"

Aku hanya terkekeh geli, saat Taylor dan JJ sedang beradu mulut.

Pandanganku kembali pada Ryker, yang sedang mengetik sesuatu di ponselnya. Seperti punya intuisi, dia langsung berhenti mengetik, menarik napas dalam-dalam ketika mata kami bertemu

Aku menghampirinya dan duduk di sebelahnya. Dekat. Sehingga aku bisa membisiki ke telinganya. "Soal janji di Vegas..."

Ryker terkesiap, telinganya menyentuh bibirku.
"Kau nggak bisa menepati janjimu, kan?"

Aku tergelak, tanganku mengusap rambutnya yang halus. "Kalau sudah janji, aku pasti menepati. Dan ini janji yang kutepati dengan senang hati."

Ryker memperlihatakan bibir segarisnya ketika dia tersenyum. "Aku senang mendengarnya."

Aku tidak dapat menutupi senyuman isengku. "Jangan lupa... cari tahu nomor CA-ku sendiri, ya?"

In Bed with a RockerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang