2. 1. Skandal dan Gosip

16.8K 671 27
                                    

Ryker

Dari semalam sampai pagi ini, di otakku hanya ada Adriana. Idiot. Kenapa aku tidak meminta untuk berfoto dengannya, agar bisa kuperlihatkan pada sobat-sobatku.

Semalam aku sudah gatal ingin memberitahu pada mereka, tapi itu harinya Elijah dan Serena. Toh, entah kenapa aku ingin Adriana untuk diriku sendiri.

Ketika asyik-asyiknya melamunkan Adriana, aku dikejutkan oleh gerutuan Juan Jose alias JJ, saat kami akan memasuki pintu bandara.

Aku menggeleng-geleng geli. Semuanya berjalan dengan malas seperti orang linglung, kecuali aku dan Serena tentunya--karena kami tidak hangover. Dan lucunya semuanya memakai kaca mata hitam, kecuali JJ.

Aku berdeham. "Masih ada waktu--buat makan atau beli kopi dulu?"

Mata Elijah tertuju pada jam di pergelangan tangannya. "Yep. Masih cukup waktu buat beli kopi dan makanan kecil." Dia menoleh pada gadis cantik pirang di sampingnya. "C'mon, Istriku, kita cari makanan dulu... aku tahu kau kelelahan, apalagi semalam kita--"

Aku, JJ, dan Hemi mengerang melihat Elijah mempertontonkan kemesraannya pada istrinya--yang sudah dipacari dan putus-nyambung terus, selama 11 tahun. Kami menyebut Elijah dan Serena pasangan highschool sweetheart.

"C'mon, aku hangover banget... perutku jadi lapar. Sepertinya, kau yang paling nggak hangover, Ry?" JJ mencari-cari sesuatu di tas ranselnya.

Aku membetulkan letak aviator Ray-Ban di hidungku, sengaja tersenyum lebar pada JJ. "Memang nggak. Kau sendiri, matamu seperti di celup ke tinta merah?"

"Kau ini!" decak JJ sambil sambil menggaruk rambut pirang barunya.

Aku terbahak, berjalan ke arah kafè terdekat. "C'mon, kubelikan kau kue-kue, agar tidak menggerutu terus."

JJ langsung nyengir, lalu mengerang kesakitan dan memijit-mijit keningnya.

"Mungkin cuma perasaanku saja, tapi kurasa mereka memperhatikan kita terus, Dude," seru suara bass Hemi, menyenggol bahuku.

Kami mulai melihat-lihat sekitar, memang benar yang dikatakan Hemi.

"Bagus. Kalau kita lebih terkenal, lebih mudah buat rilis single baru bulan depan," seru Elijah sambil mengelus kumis dan cambangnya. "Kurasa orang-orang hanya ingin minta foto tapi malu atau segan sama kita, atau mereka tahu aku dan Serena baru menikah di Vegas?"

"Bisa jadi El. Kalau penasaran, cek saja di internet. Biar aku yang pesan minumannya." Aku mendengarkan satu persatu pesanan mereka--yang tidak aneh lagi, espresso.

"Bro, aku juga mau pesan strawberry cheese cake, chocolate brownies, macaron, tiramisu, cinnamon creme cake dan ehh... apa lagi, ya? Lapar banget," ujar JJ dengan wajah-tolong-kasihani-aku.

Aku tahu bagaimana kelakuan JJ--yang sudah kuanggap sebagai adik sendiri kalau sedang hangover, yaitu, manja dan uring-uringan. Kelakuannya akan selalu begitu, sebelum dia memakan yang manis-manis.

"Serius, Man, kau hapal nama-nama kue? Elijah menaikkan alis bertindiknya. "Kupikir, kau hanya senang memakannya saja."

"Hey... kalau aku suka, pasti aku hapal namanya. Seperti aku suka meniduri Sasha, Amber, dan Charllote... see, aku hapal namanya. Memang kalian nggak begitu, yaa? sindir JJ dengan nada geli.

In Bed with a RockerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang