Seorang tamu

100 1 0
                                    

Selesai berdansa Aya kemudian berjalan kearah Bernice yang sedang menikmati beberapa kue yang sudah tertata rapi.

"Loh sudah selesai?" tanya Bernice melihat Aya berjalan kearahnya.

"Iya," jawab Aya lesu.

"Kamu bohong ya kalau kamu tidak belajar berdansa. Aku lihat kamu sangat lihai," Bernice.

"Aku tidak berbohong, aku bisa berdansa sampai selihai itu karena bantuan sihir Pangeran," Aya mengambil kue yang dipegang Bernice lalu memakannya.

"Oh begitu ya," Bernice mengangguk.

"Lalu kamu kenapa tidak ikut berdansa juga tadi?" tanya Aya mengambil kue lagi.

"Ya aku mau berdansa tapi mau gimana lagi aku tidak punya pasangan untuk diajak berdansa," jawab Bernice mengambil kue.

Aya melihat sekeliling sepertinya dia sedang mencari seseorang sambil memakan kue yang ditangannya.

"Oh itu ada Felix. Kenapa tidak berdansa bersamanya?" tanya Aya menunjuk Felix.

"Tidak, aku tidak mungkin berdansa dengannya. Dia itu kesatria Pangeran dan pasti gelar bangsawan dia lebih tinggi daripada aku," jawab Bernice.

"Pikiran kamu terlalu panjang sampai memikirkan gelar begitu, semua orang disini itu sama," ucap Aya.

"Iya bagi kamu begitu tapi bagaimana dengan para bangsawan disini yang akan menggunjing aku dan kamu lihat saja mereka itu," Bernice menunjuk segerombolan Nona bangsawan yang terus menatap Felix.

"Ya, kenapa dengan mereka?" tanya Aya penasaran.

"Mereka itu para penggemar Felix jadi kalau berdansa dengan Felix mungkin aku akan dikerumuni oleh mereka dan mungkin juga nama Felix yang akan tercemar jika aku berdansa bersamanya. Kamu tahu sendiri kan aku ini dari bangsawan rendah," kata Bernice.

"Sepertinya Felix tidak memandang hal seperti itu deh, lihat saja itu dia tidak memperdulikan para wanita itu," Aya melihat Felix yang hanya berdiri diam.

"Sudahlah lebih baik aku disini menikmati makanan enak ini," ujar Bernice.

Aya kecewa.

"Alicia kau mau kemana?" tanya Bernice melihat Aya pergi.

"Sudahlah," Bernice menyerah.

Aya mendatangi Felix dan berbicara padanya.

"Felix," Aya menepuk pundak Felix.

"Putri Alicia, ada perlu saya bantu?" tanya Felix.

"Tidak ada sih," Aya menggelengkan kepala.

Felix menunggu.

"Felix aku tidak melihat kau berdansa tadi," Aya basa-basi.

"Saya lebih suka melihat orang berdansa putri," ujar Felix.

"Seharusnya kamu juga berdansa kan ini pesta dansa, masa kamu berdiri disini hanya menonton," ucap Aya.

"Ya kalau berdansa juga harus punya pasangan putri," ujar Felix.

"Oh begitu ya. Oh iya Felix kamu tidak keberatan kan kalau misalnya kau berdansa dengan bangsawan yang ada dibawah mu?" tanya Aya.

"Tidak putri. Memangnya ada apa?" tanya Felix balik.

"Bahkan jauh dibawah kamu, kamu tidak masalah kan?" tanya Aya lagi.

"Siapapun itu saya tidak masalah putri," jawab Felix.

"Bagus kalau begitu kamu ikut denganku ya," ucap Aya.

"Oh saya tidak mungkin berdansa dengan putri," ucap Felix takut.

swapped soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang