Kepercayaan

29 1 0
                                        

Di kamar Fitz.

"Apa yang terjadi?" tanya Fitz memojokkan Aya.

"Hanya masalah kecil, tidak perlu diceritakan" jawab Aya menunduk.

Kedua tangan Fitz memegang lengan Aya.

"Sekecil apapun masalah mu, kamu harus ceritakan padaku," ucap Fitz.

Pandangan Aya terangkat hingga mata Fitz terlihat jelas.

"Baiklah, tapi lepaskan aku dulu" ujar Aya.

Fitz melepaskan pegangannya lalu menjauh beberapa langkah.

Kilas balik

Aya berada ditepi danau, melihat bayangannya di air. Aya ke danau untuk mencari ketenangan berharap bayang-bayang Fitz menghilang dan rasa khawatirnya pergi. Aya mengalihkan pandangannya ke depan. Melihat dahan-dahan pohon yang bergoyang yang terkena angin. Beberapa kelopak bunga bertebaran mengikuti angin yang membawanya.

Tenang, sunyi, tidak ada orang selain Ay disana. Meskipun begitu bayang-bayang Fitz masih terus berada di pikiran Aya.

Aya berdiri cukup lama disana, hingga Aya merasakan ada dua tangan menyentuh bagian belakang Aya, perlahan membuat badannya condong ke arah danau. Seketika Aya tercebur ke danau yang airnya dingin itu. Danau yang dalam menarik Aya ke dasar danau, semakin dalam, dalam, hingga Aya kesulitan berenang ke atas. Mencoba sekuat tenaga agar dia tidak tenggelam lebih dalam namun dia mulai kehabisan napas. Perlahan matanya terpejam hingga tubuhnya terus bergerak kebawah.

Samar-samar Aya melihat beberapa orang mendekatinya, berenang ke arahnya dengan begitu cepat. Akhirnya Aya tidak sadar, seseorang meraih tangan Aya dan membawanya ke atas.
_

"Kamu tenggelam?" Fitz.

"Sudahlah, lagian aku kan juga baik-baik saja sekarang," Aya menenangkan Fitz.

"Kenapa kamu tidak mengabari aku," Fitz.

"Aku tidak mau membuat mu khawatir," Aya.

Penuh amarah. Fitz ingin beranjak tapi Aya menghentikannya dengan memegang lengan Fitz.

"Kamu mau kemana?" tanya Aya.

"Menguras air danau," jawab Fitz.

"Fitz," masih menahan Fitz.

Fitz berbalik.

"Kenapa kamu selalu terjatuh ke dalam danau? Semua berhubungan dengan air danau itu, akan aku kuras sampai habis agar kejadian seperti ini tidak akan terjadi lagi," Fitz sambil memegang bahu Aya.

"Aku yang kurang hati-hati, maafkan aku," Aya memegang tangan Fitz.

"Aku akan tetap mengurasnya, aku tidak ingin kejadian ini terjadi lagi padamu," Fitz.

"Fitz, aku yang akan mengindari danau. Aku tidak akan ke danau lagi," Aya.

Fitz terdiam. Melihat Fitz yang hanya diam, Aya tiba-tiba memberi kecupan pada bibir Fitz lalu tersenyum karena melihat mimik wajah Fitz yang terkejut. Tak terima, Fitz meraih pinggang Aya dan menariknya mendekat padanya. Semakin dekat, dekat, tapi Aya langsung melepaskan dirinya.

"Seharusnya aku marah padamu," ucap Aya.

"Marah?" Fitz kebingungan.

"Ya. Kamu tidak pernah mengabari aku, lalu menghilang dan aku harus menangis semalaman menunggu kedatangan kamu," Aya kesal.

"Ooohh, jadi kamu menangis semalaman karena aku. Kamu sangat merindukan aku," Fitz mencoba mendekat.

"Sss..siapa bilang," Aya gugup dan menghindar.

swapped soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang